HARIANRIAU.CO - Dinamika politik di Filipina terus berubah. Presiden Filipina Rodrigo Duterte batal mencalonkan diri menjadi wakil presiden (cawapres). Dia memutuskan mendorong putirnya, Sara Duterte-Carpio menjadi calon presiden (capres) dalam pemilu yang bakal digelar Mei 2022.
Langkah mengejutkan ini diumumkan Duterte pada Sabtu (2/10). Menurutnya, dia mundur dari pencalonan akibat sentimen dan penolakan dari rakyat Filipina. Dengan majunya Sara, maka Senator Christopher ‘Bong’ Go yang semula disiapkan Duterte menjadi capres, kini menjadi cawapres.
“Karena Presiden Duterte menarik pencalonannya sebagai wakil presiden, saya akan menggantikannya (menjadi cawapres),” kata Go dikutip Reuters, kemarin.
Go mengatakan, ia akan melanjutkan program yang diusung Duterte selama menjabat. Seperti kampanye melawan narkoba, korupsi, dan kriminalitas.
Duterte tidak bisa nyapres lagi berdasarkan Konstitusi Filipina. Sebab, presiden hanya bisa menjabat selama satu periode berdurasi 6 tahun. Sebelumnya, Duterte ingin nyalon sebagai wapres. Dan, Go diusulkan menjadi capres dari partai berkuasa, PDP-Laban.
Duterte menegaskan, kini dirinya fokus untuk menyelesaikan masa tugasnya dan bersiap mendukung pencalonan putrinya, Sara berpasangan dengan Go.
“Jadi sudah jelas, Sara-Go? Ini Sara-Go,” kata Duterte menanggapi pertanyaan jurnalis Reuters, kemarin.
Saat ditanya soal kapan putrinya akan mengajukan pencalonannya sebagai capres, dia mengaku, belum tahu. “Saya benar-benar tidak tahu. Saya tidak tahu sama sekali”.
Sara hingga kini belum merespons pernyataan ayahnya. Pada 16 September lalu, perempuan berusia 43 tahun itu mengutarakan keinginan untuk mencalonkan diri lagi dalam pemilu Wali Kota Davao City pada tahun depan, kendati banyak seruan mendorong Sara maju menggantikan ayahnya.
Nama Sara digadang-gadang jadi capres. Sebab, Wali Kota Davao City itu, masuk dalam daftar unggulan di hampir setiap jajak pendapat calon presiden Filipina.
Sara juga pernah bilang, dirinya tak tertarik untuk menjadi Presiden Filipina. Meskipun sudah ada politikus papan atas yang ingin meminangnya.
Namun, para analis politik memprediksi perubahan berpotensi terjadi di menit-menit terakhir. Hal itu karena kandidat memiliki waktu pendaftaran hingga 8 Oktober mendatang, dan perubahan diperbolehkan hingga 15 November nanti.
Keluarga Duterte akan berjuang dengan serius memenangkan pilpres. Sebab, mereka ingin melindungi Duterte dari dakwaan di dalam negeri maupun di luar negeri terkait kejahatan kemanusiaan kampanye perang melawan narkoba yang dikobarkan sang presiden.