Batal Nyalon Jadi Wapres, Duterte Usung Putrinya Nyapres

Batal Nyalon Jadi Wapres, Duterte Usung Putrinya Nyapres
Rodrigo Duterte dan putrinya, Sara Duterte foto bareng dalam acara Thanksgiving pada 2019. (Foto: Karl Norman Alonzo, Presidential Photo/File).

HARIANRIAU.CO - Dinamika politik di Filipina terus berubah. Presiden Filipina Rodrigo Duterte batal mencalonkan diri menjadi wakil presiden (cawapres). Dia memutuskan mendorong putirnya, Sara Duterte-Carpio menjadi calon presiden (capres) dalam pemilu yang bakal digelar Mei 2022.

Langkah mengejutkan ini diumumkan Duterte pada Sabtu (2/10). Menurutnya, dia mundur dari pencalonan akibat sentimen dan penolakan dari rakyat Filipina. Dengan majunya Sara, maka Senator Christopher ‘Bong’ Go yang semula disiap­kan Duterte menjadi capres, kini menjadi cawapres.

“Karena Presiden Duterte menarik pencalonannya seba­gai wakil presiden, saya akan menggantikannya (menjadi cawapres),” kata Go dikutip Reuters, kemarin.

Go mengatakan, ia akan melanjutkan program yang diusung Duterte selama menja­bat. Seperti kampanye melawan narkoba, korupsi, dan krimi­nalitas.

Duterte tidak bisa nyapres lagi berdasarkan Konstitusi Filipina. Sebab, presiden hanya bisa menjabat selama satu pe­riode berdurasi 6 tahun. Sebe­lumnya, Duterte ingin nyalon sebagai wapres. Dan, Go diusul­kan menjadi capres dari partai berkuasa, PDP-Laban.

Duterte menegaskan, kini dirinya fokus untuk menye­lesaikan masa tugasnya dan bersiap mendukung pencalonan putrinya, Sara berpasangan dengan Go.

“Jadi sudah jelas, Sara-Go? Ini Sara-Go,” kata Duterte menang­gapi pertanyaan jurnalis Reuters, kemarin.

Saat ditanya soal kapan putrinya akan mengajukan pen­calonannya sebagai capres, dia mengaku, belum tahu. “Saya benar-benar tidak tahu. Saya tidak tahu sama sekali”.

Sara hingga kini belum merespons pernyataan ayahnya. Pada 16 September lalu, perempuan berusia 43 tahun itu mengu­tarakan keinginan untuk men­calonkan diri lagi dalam pemilu Wali Kota Davao City pada tahun depan, kendati banyak seruan mendorong Sara maju menggantikan ayahnya.

Nama Sara digadang-gadang jadi capres. Sebab, Wali Kota Davao City itu, masuk dalam daftar unggulan di hampir setiap jajak pendapat calon presiden Filipina.

Sara juga pernah bilang, di­rinya tak tertarik untuk menjadi Presiden Filipina. Meskipun su­dah ada politikus papan atas yang ingin meminangnya.

Namun, para analis politik memprediksi perubahan ber­potensi terjadi di menit-menit terakhir. Hal itu karena kandidat memiliki waktu pendaftaran hingga 8 Oktober mendatang, dan perubahan diperbolehkan hingga 15 November nanti.

Keluarga Duterte akan ber­juang dengan serius memenang­kan pilpres. Sebab, mereka ingin melindungi Duterte dari dak­waan di dalam negeri maupun di luar negeri terkait kejahatan kemanusiaan kampanye perang melawan narkoba yang dikobar­kan sang presiden. 

Halaman :

Berita Lainnya

Index