Asa Pemuda Kuntu Hidupkan Kembali Tradisi Mandi Balimau

Asa Pemuda Kuntu Hidupkan Kembali Tradisi Mandi Balimau

HARIANRIAU.CO -Desa Kuntu merupakan salah satu daerah yang selama puluhan tahun sudah terkenal dengan tradisi mandi balimau. Desa ini termasuk dalam Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar. Desa ini terletak kurang lebih 85 km, di sebelah selatan Pekanbaru ibu kota Provinsi Riau.

Mandi balimau merupakan sebuah tradisi untuk menyambut Bulan Ramadan di beberapa daerah yang ada di Riau, Sumatera Barat, dan Bengkulu.

Tradisi mandi balimau untuk menyambut bulan ramadan yang ada di Kuntu ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-13 Masehi. Hal ini tidak berlebihan jika mengingat bahwa di daerah ini lah Islam pertama kali masuk ke Riau.

Namun Seiring berjalannya waktu, prosesi acara ini juga terus mengalami banyak perubahan dari masa ke masa. Hingga pada puncaknya, beberapa tahun silam para petinggi adat dan pejabat desa sepakat untuk menghentikan acara ini.

Pelarangan tersebut bermuara dari adanya beberapa hal yang muncul dalam prosesi acara mandi balimau yang dianggap sudah tidak sejalan lagi dengan adat istiadat masyarakat Kuntu.

Hal tersebut di antaranya karena bercampurnya laki-laki dan perempuan yang ikut mengiringi perahu para petinggi adat ketika prosesi acara mandi balimau.

Setelah itu, para pemuda desa memang berhasil sedikit melakukan negosiasi dengan para petinggi desa untuk tetap menghelat acara ini. Namun hanya selang satu-dua tahun, pandemi covid secara paksa membubarkan semua acara yang sifatnya berkerumun. Hal tersebut juga berlaku untuk acara mandi balimau di desa Kuntu.

Mandi Balimau dan Asa Para Pemuda Kuntu

Tahun ini, meskipun belum mengantongi izin tertulis, para pemuda yang ada di dusun Binaan, desa Kuntu dengan mantap tetap mentaja acara yang selama dua tahun ini vakum.

Menurut Sabron Jamil, tokoh masyarakat dusun Binaan Desa Kuntu, perhelatan acara mandi balimau tahun ini tujuan awalnya adalah untuk memulai kembali semangat para pemuda desa Kuntu.

Sebagaimana kata pepatah: Gami topian dek ghang mudo, elok nagoghi dek ghang tuo. Dari dulu hingga sekarang meriahnya kampung dan Desa Kuntu karena adanya partisipasi para pemuda,” tuturnya.

Keinginan para pemuda ini awalnya digaungkan via media sosial oleh Rinal, ketua pemuda Dusun Binaan. Rinal yang sekaligus ketua panitia acara mandi balimau tahun ini juga percaya bahwa keberhasilan acara ini juga bisa menjadi ajang unjuk gigi pemuda dusun Binaan yang sedang berjuang untuk mekar menjadi desa.

Gayung bersambut, asa para pemuda dusun Binaan tersebut ternyata mendapat banyak dukungan, termasuk dari ketua Pemuda, Syafril Anwar.

“Segala aspirasi para pemuda pasti akan kita berikan dukungan. Begitu juga ketika para pemuda Binaan datang memberitahukan keinginan mereka untuk menghelat acara mandiri Balimau,” jelas Syafril dikutip dari laman Artikula.

Dukungan juga datang dari petinggi adat dan pejabat desa. Sabron menjelaskan bahwa mereka secara tertulis mereka memang belum mengantongi izin tertulis. Namun begitu, mereka sudah melapor kepada petinggi adat, khususnya, “Sutan Jalelo, yang punyo rantau” juga kepada kepala Desa Kuntu.

“Kita tidak bisa memberikan izin tertulis tapi kita berikan dukungan” begitu jawaban kades seperti penjelasan Sabron.

Di sisi lain, keterbatasan dana memaksa para panitia menghelat acara tahun ini secara sederhana."Acara yang kita helat tahun ini hanya mencakup acara seremonial dan kegiatan-kegiatan lomba yang ada di Pulau Tonga," jelas Rinal.

Rinal menegaskan bahwa jika ada yang berhilir, itu bukan di bawah naungan kami melainkan inisiatif pribadi. Meskipun demikian, berdasarkan pantauan Artikula, jumlah peserta hilir tergolong sangat benyak jika hanya mengingat hal tersebut tanpa koordinasi sama sekali. 

Editor: Ragil Hadiwibowo

Halaman :

Berita Lainnya

Index