Pada hari ini, lanjutnya, kita diributkan dengan kereta cepat yang sudah ada di Jepang 20 tahun lalu. Dalam kereta cepat itu, sebutnya, juga tedapat AI, jadi saat posisi masinis tertidur, maka lagsung diambil alih oleh AI.
"Jika kita tidak meyambut teknologi ini dengan ilmu pengetahuan, pasti dan pasti kita mejadi pembeli. Padahal seharusnya kita mencoba membuat itu," ujarnya.
Jaswar Koto meyakini, perkembangan Informasi Teknologi (IT) akan berkembang sangat cepat. Oleh karena itu, ia bersama Gubri Syamsuar memiliki visi yang sama untuk mengedukasi putra-putri Provinsi Riau mengenai AI.
"Perkembangan AI sudah memasuki sendi kehidupan kita, maka saya tidak ingin kita anak asli Riau ini nantinya hanya menjadi penonton, kita musti ikut berperan dalam perkembangan ini, sehingga nantinya dapat melanjutkan perkuliahan diluar negeri, dan mampu berkontribusi di perusahaan-perusahaan besar diluar negeri, juga menjadi petinggi di perusahaan yang ada di Riau ini," harapnya.
Sementara, Gubri Syamsuar sampaikan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan pada 2030 mendatang sekolah-sekolah harus memanfaatkan teknologi AI. Hal tersebut, jelasnya, bertujuan untuk membantu proses pembelajaran.

