ADVERTORIAL

Komitmen Antar Umat Beragam di Rohil Dapatkan Butir Keharmonisan

Komitmen Antar Umat Beragam di Rohil Dapatkan Butir Keharmonisan

HARIANRIAU.CO, ROKAN HILIR - Bupati Kabupaten Rokan Hilir (Rohil)  H Suyatno mengapresiasi kepada forum komunikasi umat beragama disetiap kecamatan hingga pedesa menjaga keakrapan, keharmonisan tanpa memandang suku apapun tetap menjalinkan hubungan dengan baik dengan kebersamaan antara satu dan lainnya.

Untuk mempersatukan antar umat  bersama saling harmonis dan menjaga ketentraman supaya tidak terjadinya gesekan antar satu sama yang lainnya.

Kekompakan dan persatuan umat beragama di Kabupaten Rohil baik itu umat beragama Islam, Budha, Hindu, dan Kristen menjaga dengan kekompakan mendirikan agamanya dengan cara keyakinan masing-masing, sehingga dapat terbangunnya rasa keutuhan persaudaraan dan persatuan Negara Kesatuan Indonesia (NKI) berdirinya Kebhenikaan Tunggal Ika.

Kekompak warga beragam suku dan beragam agama berada di Kabupaten Rohil baik didaerah maupun diperantauan jelas nampak keharmonisan saat meraya keagama maupun merayaakan ritual masyarakat membaur antara satu dengan yang lain sehingga terjadi keakrapan saling menguntungkan antara sesama maupun daerah kabupaten Rohil sendiri khusunya .

Suyatno juga berharap dengan  kebersamaan antar umat beragama dapat terbangun semakin erat begitupula hubungan silaturahmi dengan agama antar  lainnya pemerintah bangga dengan demikian  menghimbau dan mengajak seluruh antar umat beragama untuk saling memelihara hubungan silahturahmi antar umat beragama di Kabupaten Rohil.

Menurutnya kegiatan forum pembaruan kebangsaan merupakan program dari Kesbangpol Provinsi Riau yang sengaja dilaksanakan mengingat daerah memiliki banyak ras, suku dan agama.
 
Lewat kegiatan seperti ini diharapkan hendaknya dapat menyatukan persepsi sehingga tidak terjadi konflik agama, sosial, kemudian antar suku juga diharapkan bisa saling membaur, saling toleransi, dan mengerti bahasa maupun adat istiadat.

Apabila sudah memahami semua itu kedepan diharapkan tidak menimbulkan konflik sosial baik yang terjadi dilingkungan sekitar maupun keluarga.
 
Disamping peran langsung dari pemerintah daerah berupa kebijakan pemangku jabatan, pemkab tidak menafikan pentingnya peran dari pihak lain yang perlu diberdayakan. Selain dari elemen negara seperti kepolisian, TNI, pemerintahan yang harus diberdayakan adalah Forum Kerukunan Ummat Beragama (FKUB).
 
Baru-baru ini FKUB Rohil telah menunjukkan kepedulian yang terhadap antisipasi merebaknya kekerasan atas nama agama yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan.
 
Merespon sekaligus sebagai upaya nyata menekan terjadinya insiden yang merupakan dampak dari kasus di Tolikara, pemkab mengadakan silaturrahmi Forkompimda dengan FKUB serta pembacaan dan penandatanganan komitmen bersama kerukunan antar ummat beragama di Rohil, yang dipusatkan di kantor bupati jalan Merdeka, Bagansiapiapi waktu lalu.
 
Seluruh perwakilan pemuka agama yang ada termasuk tokoh masyarakat dan cerdik pandai hadir saat itu. Kegiatan ditandai dengan pembacaan komitmen bersama diantara butir pernyataan adalah bahwa segenap perwakilan agama tersebut menyatakan setia kepada NKRI, Pancasila dan UUD 1945, siap meningkatkan pemahaman pembinaan toleransi antar agama menjaga kerukunan antar ummat beragama kepada ummat masing-masing.
 
Senantiasa saling menghormati setiap pemeluk antar ummat beragama dalam menjalankan ibadah dan kepercayaan masing-masing, menyatakan sepakat bila ada perselisihan antar ummat beda agama maka hal itu tidak menjadi perselisihan antar agama dan sepakat bila ada perselisihan atau permasalahan antar umat beragama diselesaikan secara musyawarah melalui FKUB dan bila tidak terselesaikan maka akan diselesaikan melalui jalur hukum dan sesuai dengan aturan yang berlaku di NKRI.
 
Pernyataan kesepakatan secara tertulis dibacakan oleh Sakholan Khalil dari pemuka agama Islam, Pendeta jon Ridwan Manik dari pemuka agama Kristen, Nababan pemuka agama Katholik, Si Ong pemuka agama Budha, Kwat pemuka agama Hindu dan Harno pemuka agama Kong Hu Chu.
 
Setelah pernyataan dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen bersama baik dalam bentuk dokumen atau kertas maupun penandatangan komitmen.
 
Tingginya perhatian pemerintah daerah terhadap sikap isu kerukunan sekaligus upaya menjaga agar kerukunan itu dapat terjaga, terlihat dari rapat koordinasi kerukunan antar umat beragama di lantai IV di Jalan Mardeka Bagansiapiapi yang dipimpin wakil bupati Rokan Hilir Drs Jamiluddin.

Pada Rapat koordinasi FKUB itu, Kabupaten Rohil  menghasilkan beberapa butiran kesepakatan bersama dalam rangka menjalin rasa kerukunan antar umat beragama. menindaklanjuti apa yang sudah terjadi di Tanjung Balai Asahan, sangat perlu disikapi serius diantisipasi diwilayah Rokan Hilir maka digelar rakor kerukunan antar umat beragama
 
Bila ada permasalahan yang muncul berkaitan soal SARA, sebaiknya diselesaikan bersama. Harus segera diselesaikan secara lintas agama yang penting jangan ambil tindakan sendiri 
 
Butiran kesepakatan bersama itu yakni semua para tokoh-tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat untuk dapat menahan diri agar tidak terprovokasi oleh hal-hal berbau SARA dan kesukuan dapat memicu ketegangan dan kerusuhan sekecil apapun.
 
Kemudian, semua para tokoh-tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat untuk saling menjaga kerukunan umat beragama dan saling menjaga toleransi beragama. Selanjutnya, semua para tokoh-tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat untuk mengimbau seluruh umat beragama dan suku-suku agar menjaga kondisi kondusif serta lebih menghargai keragaman agama dan kesukuan diwilayah Rohil khususnya
 
Butiran lainnya, pemerintah dan anggota Forkopimda Kabupaten Rohil mengimbau kepada seluruh tokoh-tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat serta masyarakat untuk menjaga kondisi kondusif, menahan diri dari provokasi yang berbau SARA dan kesukuan agar menciptakan ketertiban, kerukunan, toleransi beragama dan keberagamaan di Kabupaten Rohil.
 
Anggota DPRD Rohil selaku Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM), Rasyid Abizar menuturkan sangat mendukung bila pemerintah daerah memberikan perhatian besar terhadap isu kerukunan ummat beragama, dengan harapan tidak terjadi hal  bisa memicu dan merugikan daerah sehingga dapat untuk kepentingan jangka panjang bagi pembangunan di daerah nantinya.
 
Menurutnya para tokoh lintas  agama, tokoh masyarakat maupun pemerintah segala jajaran harus bisa memberikan pemahaman terhadap masyarakat untuk menumbuhkan sikap saling pengertian cinta keharmonisan antara satu dengan yang lainnya.
 
Rasyid Abizar juga meminta kepada pemerintah daerah untuk menggelar pertemuan rutin dengan unsur masyarakat, keagamaan ataupun ormas-ormas yang ada untuk  membangun komunikasi dan koordinasi langsung berhubungan dengan keumatan sehingga terjadi kekuatan rasa toleransi dalam keberagaman umat agama.

Halaman :

Berita Lainnya

Index