Terdesak di Timur Tengah, ISIS akan Cari Target Baru

Terdesak di Timur Tengah, ISIS akan Cari Target Baru

HARIANRIAU.CO - Europol, badan khusus kriminalitas Uni Eropa memberikan peringatan atas kemungkinan serangan teroris yang berbau ISIS atau bahkan ISIS, ke kawasan Eropa. Serangan itu terjadi seiring semakin terdesaknya gerakan ISIS di Timur Tengah.

Lembaga kepolisian itu menjelaskan, saat ini banyak militan-militan asing yang mencoba kembali ke Eropa. Dan, puluhan di antara para militan tersebut sudah berada di Eropa. Militan-militan itu diduga juga menyusup ke imigran Syria yang berhasil masuk Eropa.

Taktik yang mereka gunakan untuk menteror antara lain dengan bom mobil, penculikan, dan pemerasan. Diduga, militan-militan itu akan menyerang target-target ringan namun mematikan. ”Serangan tidak akan dilalukan secara berkelompok. Mereka berjalan sendiri-sendiri. Seperti saat insiden serangan lori di Nice, Prancis, pada Juli 2016.” tulis pernyataan tersebut.

Ditambahkan, Uni Eropa menghadapi ancaman dan serangan dari jaringan atau militan pribadi. ”Tidak hanya ISIS. Bisa saja serangan terinspirasi ISIS namun mereka bukan anggota ISIS,” sambungnya.

Senjata yang digunakan untuk penyerangan itu beragam, Mulai senjata tajam, senjata api, sampai kendaraan bermtor.

Peledak buatan rumah atau militer yang sudah digunakan di Syria dan Iraq memang belum digunakan di Eropa. Namun, bahan-bahan peledak macam itu sedang dibikin diam-diam.

Sejak Januari 2015, ada serangkaian serangan berbau terorisme di Eropa. Pada Januari 2015, ada pembunuhan di kantor majalah Charlie Hebdo dan penyekapan di supermarket Yahudi. Pada November 2015, ada penyerangan di hall konser Bataclan serta bar dan restoran di Paris. Kejadian itu merenggut korban jiwa sebanyak 130 orang. Pada Maret 2016, ada bom bunuh diri di Bandara Brussel. Dalam insiden itu, 32 orang tewas dilansir Jawapos.

Direktur Europol Rob Wainwright mengatakan kepada BBC kalau kolaborasi antar lembaga intelejen Eropa sudah mengurangi kemungkinan adanya serangan dengan level besar. Namun, masih ada teroris potensial. "Mereka akan melakukan serangan secara random," kata Wainwright.

Halaman :

Berita Lainnya

Index