Pencipta Lagu Kebangsaan Singapura Seorang Pria Berdarah Minang

Pencipta Lagu Kebangsaan Singapura Seorang Pria Berdarah Minang

PEKANBARU -  Bila Indonesia memiliki lagu kebangsaan Indonesia Raya, maka Singapura juga memiliki lagu kebangsaan yang berjudul Majulah Singapura. 

Bila pencipta lagu Indonesia Raya adalah seorang warga negara Indonesia, tidak demikian dengan Singapura. Tahukah anda, ternyata sebuah fakta tentang pencipta lagu Negara Singa tersebut tidaklah diketahui oleh masyarakat luas.

Ternyata pencipta lagu tersebut justru orang Indonesia. Dialah Zubir Said, sang putra Minangkabau yang juga menciptakan lagu anak resmi berjudul “Semoga Bahagia”.

Lagu kebangsaan Singapura tersebut diresmikan sejak tahun 1965. Namun, sebenarnya diciptakan pada tahun 1985 oleh orang yang saat itu masih berkewarganegaraan Indonesia. Siapa sebenarnya Zubir Said yang fenomenal tersebut? Berikut adalah sedikit tentang profil putra bangsa yang namanya dikenal luas di Singapura.

1. Profil Zubir Said

Lelaki tersebut lahir pada tanggal 22 Juli 1907 di Fort de Kock (yang sekarang lebih dikenal sebagai Bukittinggi) Sumatera Barat, Indonesia. merupakan anak tertua dari sembilan bersaudara. Putra dari Mohamad Said bin Sanang. Zubir Said kehilangan ibunya ketika ia masih sangat kecil.

Pada tahun 1928, Zubir merantau ke Singapura. Sebelumnya, ia memang pernah meniti pendidikan di Belanda. Rasa cintanya terhadap musik yang membuat Zubir memutuskan meninggalkan Belanda, meski saat itu keputusannya ditentang sang ayah. Selama ini ia belajar musik secara otodidak, seperti suling, gitar, drum dan lainnya. Di Singapura, ia bergabung dengan Grup Bangsawan, sebuah grup opera di mana pemainnay berasal dari Melayu.

2. Perjalanan karir Zubir Said

Pada tahun 1936, ia bekerja di sebuah perusahaan rekaman “His Master’s Voice”. Di sana pula takdir mempertemukannya dengan penyanyi keroncong asal Jawa bernama Tarminah Kario Wikromo, kemudian mereka menikah pada tahun 1938. Sebelum Perang Dunia II, tepatnya pada tahun 1941, ia sempat membawa istrinya ke Bukittinggi.

Namun akhirnya ia kembali bekerja ke Singapura dan bekerja sebagai fotografer surat kabar Utusan Melayu. Pada tahun 1949, Zubir dipercaya menjabat sebagai pemimpin perusahaan Shaw Brothers Malay Film Production. Tiga tahun selanjutnya, ia menjadi pengubah musik di salah satu perusahaan penerbit film melayu, Cathay Keris, dan juga mulai jadi penulis lagu di film-film Melayu.

3. Prestasi Zubir Said

Pada tahun 1957, karya Zubir untuk pertama kalinya dipentaskan secara terbuka di Teater Victoria Singapura. Bahkan, di tahun 1958, Dewan Kota Singapura menetapkan salah satu komposisinya sebagai lagu resmi Singapura. Hingga akhirnya lagu tersebut digunakan sebagai lagu kebangsaan berjudul “Majulah Singapura”.

Namun akhirnya ia kembali bekerja ke Singapura dan bekerja sebagai fotografer surat kabar Utusan Melayu. Pada tahun 1949, Zubir dipercaya menjabat sebagai pemimpin perusahaan Shaw Brothers Malay Film Production. Tiga tahun selanjutnya, ia menjadi pengubah musik di salah satu perusahaan penerbit film melayu, Cathay Keris, dan juga mulai jadi penulis lagu di film-film Melayu.

Pada tahun 1957, karya Zubir untuk pertama kalinya dipentaskan secara terbuka di Teater Victoria Singapura. Bahkan, di tahun 1958, Dewan Kota Singapura menetapkan salah satu komposisinya sebagai lagu resmi Singapura. Hingga akhirnya lagu tersebut digunakan sebagai lagu kebangsaan berjudul “Majulah Singapura”.

Tahun 1964 adalah waktu di mana Zubir memutuskan untuk berhenti bekerja. Ia lebih memilih fokus untuk mengajar seniman-seniman muda tentang musik. Namun, setidaknya sudah 1.500 judul karya yang telah ia buat, dan 1.000 di antaranya telah ia publikasi. Banyak sekali karya terkenal, seperti Sang Rembulan, Sayang Disayang, Cinta, Selamat Berumpa Lagi, Nasib Malang, Setangkai dan Kembang Melati.

4. Akhir Hayat

Pada usia 80 tahun, tepatnya tanggal 16 November 1987, Zubir meninggal karena penyakit lever yang dideritanya. Ia pun dimakamkan di Pusara Aman di Choa Chu Kang 56 Singapura dengan meninggalkan seorang istri dan empat orang putri dan seorang putra. Sebuah buku berjudul Zubir Said: His Songs pun ditulis sebagai dokumentasi.

Pemerintah Singapura juga menganugerahinya beberapa penghargaan atas dedikasi yang begitu tinggi pada musik Singapura. Namanya digunakan sebagai salah satu jalan yang membuatnya terus diingat masyarakat Singapura. 

Pada tahun 2004, patung Zubir dipajang di depan Istana Kampung Gelam, sebuah national heritage puak Melayu Singapura warisan abad ke-19. Setiap tahun, pemerintah Singapura mengundang para wartawan termasuk dari Indonesia untuk mengunjungi istana tersebut.

Dari kabar wartawan itulah baru diketahui kenyataan bahwa Zubir Said, sang pencipta lagu kebangsaan Singapura merupakan orang Indonesia berdarah Minang. Rupanya, Indonesia khususnya Minang patut berbangga hati. Pasalnya, prestasi yang ditorehkan Zubir Said telah diakui dan dihargai oleh bangsa luar. (R24)

Halaman :

Berita Lainnya

Index