4 Kasus Cyberbullying Berujung Kematian Tragis

4 Kasus Cyberbullying Berujung Kematian Tragis

Berkembangnya teknologi saat ini membuat kita dengan mudah bisa melakukan hal apa pun segala sesuatu bisa mengandalkan gadget. Ditambah lagi dengan adanya internet saat ini membuat banyak media sosial bermunculan. 

Dengan kepopuleran media sosial pun nggak menutup kemungkinan adanya bullying yang dilakukan di media sosial.

FYI, cyberbullying adalah bentuk pelecehan atau intimidasi seseorang/kelompok menggunakan media elektronik. Berikut ini beberapa kasus cyberbullying yang cukup menggemparkan dunia.

1. Daniel Briggs (Amerika Serikat, 2014)

Daniel Briggs mengalami bullying dari teman-temannya selama bertahun-tahun. Orangtua Daniel yang melaporkan kepada pihak sekolah dan pihak sekolah yang sudah memberikan sanksi pada pelaku bullying tersebut seolah nggak cukup keras menghentikan bullying, karena Daniel tetap saja di-bully, mulai dari dilempari tong sampah, dipukul perutnya, bahkan dikerjai disuruh menjilat jendela bus sekolah. Teman-temannya juga malah mengejek Daniel karena bercerita pada orangtua dan pihak sekolah. 

Daniel pun bercerita juga pada seorang teman yang juga guru pendidikan khusus yang memberinya nasehat untuk mengatasi bullying teman-temannya. Tapi, semua usaha itu juga nggak memberikan hasil. Teman-temannya malah makin mem-bully lewat pesan elektronik dan media sosial. 

Suatu hari, pe-bully Daniel bahkan mengirim pesan yang isinya mendorong Daniel untuk bunuh diri. Daniel bahkan mengatakan pada beberapa temannya di kelas dan di bus sekolah bahwa dia akan membunuh dirinya hari itu. Akhirnya, hari itu juga, Daniel bunuh diri dengan cara menembak dirinya sendiri.

2. Ryan Halligan (Amerika Serikat, 2008)

Ryan Halligan sedikit lambat dalam kemampuan berbicara dan kemampuan motorik. Karena hal itu, Ryan sering jadi target bullying teman-temannya. Awalnya bullying itu hanya lewat kata-kata. Bahkan tahun 2003, Ryan sempat melawan orang yang membullynya. 

Perlakuan bullying teman-temannya sempat berhenti dan bahkan mereka menjadi sahabat. Tetapi, temannya tersebut malah menyebarkan rumor yang tidak benar tentang Ryan. Ryan menghabiskan banyak waktunya untuk online, terutama menggunakan aplikasi chatting. 

Ternyata, Ryan mengalami cyberbullying lewat pesan singkat online dari teman-temannya. Ryan Halligan bunuh diri dengan menggantung diri di rumahnya pada Oktober 2003. Ayah Ryan bisa membaca semua pesan singkat online tersebut dari folder hard drive Ryan, yang membuat ayahnya menyadari bahwa teknologi bisa jadi senjata yang sangat efektif dan mematikan daripada senjata lainnya yang mungkin kita tahu saat kecil. 

Kasus Ryan Halligan mendorong ayahnya untuk melobi undang-undang di Vermont (tempat Ryan Halligan tinggal) mengenai cara sekolah untuk mencegah dan mengatasi kasus bullying dan bunuh diri. Ayah Ryan juga banyak memberikan ceramah mengenai kisah anaknya dan efek dari cyberbullying di kalangan remaja. 

Akhirnya, Vermont memberlakukan undang-undang mengenai kebijakan pencegahan bullying pada tahun 2004 yang diikuti pengesahan undang-undang mengenai pencegahan bunuh diri pada tahun 2005, berkaitan dengan draf yang diserahkan oleh ayah Ryan Halligan. 

Undang-undang tersebut menjadi panduan bagi guru dan pihak terkait untuk mengenali dan merespon hal yang berkaitan dengan depresi dan resiko bunuh diri di kalangan remaja. Kasus Ryan Halligan juga menjadi rujukan daerah yang lain di Amerika Serikat untuk membuat undang-undang mengenai cyberbullying.

3. Megan Meier (Amerika Serikat, 2006)

5 minggu sebelum kematiannya, Megan aktif mengobrol dengan seorang laki-laki lewat situs MySpace. Megan selama ini mengalami masalah kepercayaan diri karena berat badannya. Hingga pada akhirnya dia berkenalan dengan akun Josh Evans di situs MySpace yang menganggap Megan gadis yang cantik. Megan senang sekali karena akhirnya ada laki-laki yang menghargai dirinya. 

Akan tetapi, pada pertengah Oktober, pesan-pesan Josh mulai bernada kejam dan masuk dalam jenis bullying. Bahkan Josh mengatakan kalau dunia bakal lebih indah tanpa kehadiran Megan. Cyberbullying tersebut makin menjadi-jadi saat teman-teman sekelas Megan ikut-ikutan mengirim pesan-pesan dan selebaran yang menganggu di situs MySpace Megan. 

Dua puluh menit setelah membaca isi pesan di MySpace tersebut, Megan ditemukan menggantung diri di closet di kamarnya. Setelah kematian Megan, ada tetangga yang memberi informasi pada ibu Megan bahwa akun Josh Evans tersebut bukan akun laki-laki yang sesungguhnya. Tetapi, itu adalah akun buatan tetangga perempuan Megan yang dulu pernah menjadi teman Megan.

4. Rebecca Sedwick (Amerika Serikat, 2013)

Rebecca Sedwick mengalami kekerasan di sekolahnya, lalu ibunya memindahkan Rebecca ke sekolah yang lain. Tapi, tindakan bullying terhadap Rebecca nggak berhenti. Rebecca mendapatkan pesan-pesan elektronik yang bernada kebencian dan dorongan untuk bunuh diri. 

Kabarnya, Rebecca bertahan dari cyberbullying selama setahun lamanya, sebelum akhirnya dia bunuh diri dengan cara melompat dari bangunan tinggi pada bulan September. Menurut pihak berwajib, cyberbullying hanya menjadi salah satu sebab Rebecca bunuh diri, sebab lainnya adalah kondisi rumah dan keluarganya yang tidak kondusif bagi remaja 12 tahun tersebut.

Mengerikan banget ya, Famous people?! Bagaimanapun juga nggak ada pembenaran untuk tindakan bullying, karena dampak dari bullying yang sangat merugikan. Entah bullying verbal, non verbal ataupun cyberbullying seperti kasus di atas. 

Untuk para korban bullying ini saatnya bangkit untuk melawan tapi ingat tidak dengan kekerasan ya! Penasaran seperti apa melawan bullying tanpa kekerasan? Kalian bisa tonton video dari Cameo Project di bawah ini. (Famous)

 

Halaman :

Berita Lainnya

Index