Malam Natal, Belanda Jatuhkan Bom di Pekanbaru

Kamis, 11 Agustus 2016 | 14:06:57 WIB

HARIANRIAU.CO, PEKANBARU - Tak banyak orang mengetahui, ternyata Brigade Mobil (Brimob) Polda Riau sejak zaman perjuangan Kemerdekaan 1945-1949, ikut aktif melawan penjajah Belanda di Bumi Lancang Kuning.

Saat Brimob masih bernama Mobiele Brigade (Mobrig) Kepolisian Keresidenan Riau dipimpin Inspektur Polisi TK I Hoemala Silalahi, bahu-membahu menangkis serangan Belanda di Riau.

Penyerangan ke Riau ini, dilakukan Belanda dari dua jurusan, laut dipimpin Kolonel Tebel dengan dua kekuatan Batalion yang berangkat dari Tanjung Pinang, (Kepulauan Riau).

Sedangkan dari darat, Belanda datang dari Payakumbuh, Muara Mahat, dengan kekuatan pasukan terdiri dari VETP. Pada 27 Desember 1948, Belanda berhasil menduduki Bangkinang, sorenya langsung menduduki Pekanbaru.

Pihak militer di Riau telah menduga Belanda akan menyerbu Riau dari arah Sumatera Barat, maka menurut perkiraan semula tentara-tentara di Sumatera Barat bisa membendung serbuan Belanda dalam rangka gerak maju militernya.

Pasukan Belanda, dilansir dari tribratanews.brimobpoldariau.com, juga menjatuhkan bom di Simpang Tiga dan Padang Terubuk, (Sekarang Kecamatan Senapelan), serta asrama Mobiele Brigade Kepolisian Keresidenen Riau hingga hancur sebagian.

Pekanbaru mengalami serangan pada malam Natal. Malam itu juga, Kepala Kepolisian Keresidenan Riau, Komisaris Polisi TK I Kaharudin Dt Rangkayo Basa (Gubernur Pertama Sumatera Barat), mengeluarkan perintah agar anggota Polisi dan keluarganya mengundurkan diri bersama-sama dengan Pemerintah Sipil ke daerah Pantai Cermin (Tapung Kiri). 

Selain itu, Kepala Inspektur Polisi TK II Tugimin diberi perintah membumihanguskan Kota Pekanbaru, perintah ini baru dilaksanakan oleh Inspektur TK II Tugimin dini hari setelah meninggalkan Pekanbaru.

Pasukan dikumpulkan dan diumumkan pengunduran pasukan, asrama dibakar dan setelah dilakukan penghormatan kepada bendera Merah Putih yang akan ditinggalkan, pasukan mengikuti rombongan Kepala Staf Resimen A.D, Mayor R Akil Prawiradireja.

Perjuangan fisik dengan tetesan darah para syuhada prajurit Brimob hingga pengakuan dari kepala kepolisian waktu itu, maka pada 14 Nopember dijadikan hari lahirnya pasukan Mobile Brigade (mobrig).

Selain itu, pada 1948, di Riau terdapat satu kompi pasukan Mobile Brigade dibawah pimpinan Inspektur I Humala Silalahi berkedudukan di Simpang Tiga Pekanbaru. 

Pada Maret 1949, pasukan IP Toegimin bergabung dengan pasukan Inspektur I Humala Silalahi, sehingga terbentuklah dua pasukan Mobrig dipimpin IP II Humala Silalahi dibantu Aiptu Abdul Muis, IP II Toegimin, PIP Amir Husin Atan, PIP II Saididari kekuatan inilah melakukan penyerangan terhadap Kota Bangkinang telah diduduki Belanda terhitung sejak 1 Januari 1949.

Selanjurnya, pada 29 Desember 1949 terjadi pengukuhan kedaulatan dari Belanda ke Pemerintah RI IP Humala Silalahi mendapat kepercayaan untuk timbang terima kota Pekanbaru dan Siak Sri Indrapura dari tangan Belanda.

 

Sumbar : senuju

Terkini