Batu Penghisap Dosa Anak Cucu Adam Ini Pernah Dirampas

Batu Penghisap Dosa Anak Cucu Adam Ini Pernah Dirampas

Bagi umat Islam, ada batu yang dianggap sakral tapi bukan menjadi sesembahan. Batu itu dihormati karena menghormati para nabi dan juga untuk memuja Allah SWT.

Apalagi, kata Nabi Muhammad SAW dalam hadits Tirmidji, “Hajar Aswad turun dari Jannah, dalam kondisi berwarna lebih putih dari air susu. Kemudian, dosa-dosa anak Adamlah yang membuatnya sampai berwarna hitam.”

Dipercaya, batu itu tadinya lebih putih dari susu. Namun, karena menghisap dosa-dosa anak cucu Adam, maka batu itu menjadi semakin hitam.

Tentang keutamaannya seperti dalam Hadits shahih riwayat an Nasaa-i, Rasulullah SAW mengatakan, “Sesungguhnya mengusap keduanya (Hajar Aswad dan Rukun Yamani) akan menghapus dosa.”

Ya, batu hitam itu bernama Hajar Aswad.

Batu Hajar Aswad yang terletak di salah satu pojok Kabah.

Batu itu dikisahkan ditemukan zaman Nabi Ibrahim AS.

Saat membangun Kabah sebagai kuil, Ibrahim AS meminta anaknya Ismail AS untuk mencari batu mengisi lobang di Kabah.

Lalu, ditemukan batu itu dan dipasang di kabah.

Di masa Muhammad SAW, batu itu sempat menjadi perdebatan 4 suku tentang siapa yang berhak memasangnya di Kabah.

Oleh Muhammad SAW, batu itu diletakkan di kain dan masing-masing ujungnya dipegang perwakilan dari 4 suku.

Sehingga ada keadilan, semua punya kontribusi mengangkat batu Hajar Aswad untuk dipasang di Kabah.

Namun, pernah terjadi kebrutalan yang membuat batu ini lepas dari Kabah.

Tepatnya pada tahun 317 Hijriyah atau tahun 930 Masehi, batu itu dicongkel oleh sekte Qaramithah dari Irak.

Pasukan yang dipimpin oleh Abu Thahir itu melakukan pembantaian di Mekah dan di wilayah Kabah.

Bahkan, mereka juga membantai para jemaah haji.

Lalu, dengan congkaknya dia memerintahkan pasukannya untuk mencongkel hajar Aswad dan dibawa ke daerahnya.

Dikisahkan, saat membawa bongkahan batu hajar Aswad itu, mereka membutuhkan beberapa onta.

Bahkan, dalam perjalanan onta-onta itu sampai terluka karena beratnya batu itu.

Namun, setelah 22 tahun kemudian atau tahun 339 Hijriyah, batu itu akhirnya dikembalikan ke Kabah.

Saat mengembalikan, mereka hanya butuh satu tunggangan, seolah begitu ringan.

Misteri asal batu

Bagi dunia umum, batu itu dianggap misterius.

Sebab, tidak ada yang tahu asal batu tersebut.

Dia bukan berupa batu vulkanik seperti batu biasanya atau batu fosil.

Ada pendapat yang mengatakan, batu itu adalah meteorit yang jatuh di masa Nabi Ibrahim.

Namun, sampai sekarang tak ada yang bisa membuktikan jenis batu itu apalagi asalnya.

Bagi umat Islam, mereka mempercayai batu itu berasal dari surga, karena begitu kata Nabi Muhammad SAW.

Sampai sekarang, batu Hajar Aswad dibungkus perak dan para jemaah haji akan berusaha memegang atau menciumnya dalam ritual Tawaf, atau mengelilingi Kabah.

Tidak semua orang bisa menyentuh apalagi menciumnya.

Sebab, jumlah jemaah haji sangat banyak, bahkan sempat 2 juta dalam sehari pada 2010.

Namun, banyak keajaiban di sekitarnya.

Tak jarang, orang tua renta yang lemah justru bisa mendekat dan menciumnya.

Sedangkan orang yang kekar dan cekatan terkadang selalu gagal menyentuhnya.

Bagi para jemaah haji yang gagal atau kesulitan mendekatinya, biasanya akan penunjukkan tangannya ke arah batu Hajar Aswad. (Grd)

Halaman :

Berita Lainnya

Index