Kecerdasan Rasulullah SAW Sebagai Panglima Perang

Kecerdasan Rasulullah SAW Sebagai Panglima Perang
Ilustrasi

Perang Badar merupakan perang yang sangat penting dalam sejarah Islam, perang di mana sebuah keyakinan, kecintaan, dan kepatuhan dipertaruhkan. Ketika keraguan terhadap kemahakuasaan Allah SWT dipertanyakan.

Seakan Allah SWT ingin memperlihatkan kepada kita semua bahwa, pernah hidup sekelompok manusia yang rasa cinta terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya bukan hanya di mulut saja, tapi juga sudah dalam bentuk perbuatan, bahkan rasa cinta tersebut mengalahkan rasa cinta terhadap diri mereka sendiri.

Jumlah kekuatan kaum muslimin saat perang tersebut adalah 313 sampai 317 orang. Mereka terdiri dari kaum Muhajirin 82 atau 86 orang, Bani Aus 61 orang, dan kalangan Khazraj 170 orang. Mereka berjalan dengan hanya membawa 2 kuda dan 70 unta. Maka, setiap dua atau tiga orang saling bergantian dalam mengendarai satu unta.

Sangat berbeda jauh dengan jumlah yang di miliki oleh kaum kafir Qurais, Jumlah mereka mencapai 1.300 orang. Mereka membawa 100 tentara berkuda, 600 tentara berbaju besi, dan sejumlah unta yang sangat banyak jumlahnya.

Pasukan bangsa Quraisy ini dipimpin oleh Abu Jahal. Ketika pasukan Islam dan pasukan Quraisy sedang mempersiapkan diri untuk pertempuran di Badar, Rasulullah Saw. mencari informasi dari dua orang pemuda penyedia air minum pasukan Quraisy tentang kondisi pasukan mereka.

Rasulullah Saw. bertanya tentang lokasi perkemahan tentara Ouraisy. Mereka menjawab, "Mereka berada di balik bukit pasir ini, di bibir lembah yang paling ujung." Kemudian Rasulullah Saw. menanyakan tentang jumlah pasukan Quraisy. Kedua pemuda itu tampak kebingungan. Para sahabat dibuat tidak sabar oleh sikap kedua orang tersebut yang tidak segera menjawab pertanyaan Rasulullah Saw.

Meskipun didesak sedemikian rupa, tetap saja mereka tidak bisa menjawabnya kecuali dengan kalimat, "Kami tidak tahu, sungguh!"

Akhirnya, Rasulullah Saw. mengganti pertanyaannya seraya berkata kepada kedua pemuda itu, "Berapakah jumlah unta dan kambing yang mereka sembelih setiap harinya?" Mereka hanya menjawab bahwa setiap harinya pasukan Quraisy menyembelih unta dan kambing sekitar 9-10 ekor.

Mengetahui hal itu, Rasulullah Saw. memprediksikan jumlah pasukan musuh sekitar sembilan ratus hingga seribu orang. Beliau pun tahu kekuatan musuh sebenarnya.

Dalam riwayat yang lain dijelaskan bahwa Rasulullah Saw. beserta pasukan muslimin bergerak menuju mata air di Badar. Mereka bersiap-siap hendak menghadapi pasukan musyrikin Quraisy di sekitar wilayah tersebut.

Setelah pasukan muslimin tiba di mata air, Rasulullah saw berhenti. Seorang sahabat bernama Hubab bin Mundhir bin Jamuh r.a. yang mengenali seluk-beluk tempat itu bertanya kepada Rasulullah Saw, "Wahai Rasulullah, engkau berhenti di tempat ini apakah karena perintah wahyu atau sekadar pendapatmu sendiri?" "Sekadar pendapat dan taktik perang," jawab Rasulullah Saw. Hubab r.a. berkata, "Jika demikian, tidak tepat kita berhenti di tempat ini. Mari kita pindah sampai ke tempat mata air terdekat dari mereka (pasukan Quraisy), lalu sumur-sumur kering yang di belakang itu kita timbun.

Selanjutnya, kita membuat kolam dan kita isi sepenuhnya dengan air. Barulah kita hadapi mereka berperang. Kita akan mendapat air minum, mereka tidak." Rasulullah Saw. segera menyetujuinya karena saran tersebut masuk akal dan sangat brilian. Pasukan muslimin pun melakukan saran Hubab r.a.
Demikianlah sahabat bacaan madani kisah perang badar beserta kecerdasan rasulullah Saw menyusun strategi perang untuk menghadapi musuh yang lebih banyak daripada pasukan umat Islam pada saat itu.

Pertarungan begitu sengitnya dengan jumlah kaum muslimin yang tak seimbang. Tapi sekali lagi, apabila Allah swt telah berkehendak maka pasti akan terjadi, begitupun sebaliknya.

Halaman :

Berita Lainnya

Index