Penasaran Banyak Jamaah Menangis Ketika Melihat Kakbah? Ini Jawabannya

Penasaran Banyak Jamaah Menangis Ketika Melihat Kakbah? Ini Jawabannya

Makkah kota yang begitu istimewa di mata umat Islam seluruh dunia. Tak heran, jutaan umat Islam dari seluruh penjuru dunia sepanjang tahun berlomba-lomba untuk ke sana, beribadah sekaligus menjejaki situs-situs sejarah.

Makkah menjadi kota yang berbeda dengan kota-kota lainnya yang ada di Arab Saudi. Pasalnya, selain sejarah yang terukir, di kota ini juga berdiri dengan kokoh Baitullah, Kakbah.

Keistimewaan Kakbah tentu karena bangunannya memiliki makna yang berbeda dengan bangunan lainnya yang ada di muka bumi ini. Bahkan, dalam buku Mekkah karya Zuhairi Miswari, dikatakan, Kakbah bukanlah bangunan biasa yang tidak memiliki pesan penting. Kakbah menjadi inspirasi bagi siapa pun untuk mengambil hikmah yang sebanyak-banyaknya dari makna yang tersimpan dalam penyembahan kita pada Tuhan.

Selama ini, kita kaum awam yang hanya bisa melihat Kakbah hanya dari gambar, lewat film-film atau pemberitaan televisi, pasti pernah melihat atau mendengar pengalaman orang-orang yang pernah bertamu ke Baitullah menangis saat kali pertama melihat Kakbah secara langsung dari jarak dekat dan dapat menyentuh sendiri dinding Kakbah. Kabarnya, hal tersebut wajar dan pasti secara spontan tanpa disadari dilakukan oleh setiap orang, tapi bagaimanakah keadaan yang sesungguhnya?

“Pertama kali aku pergi umrah 2011 dan sendiri tanpa pendamping atau keluarga. Hal pertama yang buat aku nangis ketika berada di Makkah itu karena aku sedih belum bisa umrah bareng orang yang disayang, dan air mata itu netes lagi secara spontan saat pertama kali lihat dan menyentuh dinding Kakbah,” ucap Kokom Komariah.

Dalam ceritanya yang dibagikan, Kokom pun membagikan perjuangannya ketika berusaha mendekati Kakbah. Kala thawaf waktu itu, dirinya berusaha untuk bisa mendekati Kakbah yang menurut penuturannya luar biasa susahnya. Ditambah Kakbah memiliki bagian-bagian yang sunah, maka tentu jumlah jamaah yang berusaha salat di depan Hijr Ismail atau mencium hajar aswad tidak terkira banyaknya dan harus rebutan dengan jamaah lainnya yang berbadan besar serta lebih kuat. Maka, ketika berhasil mendekati Kakbah dan menyentuh, dada terasa bergetar, air mata pun keluar.

“Dengan susah payah melawan jutaan ribu orang untuk mendekati Kakbah dan mencium dinding Kakbah lalu berdoa, rasanya itu subhanallah, aku merinding, aku merasa sangat kecil di hadapan Allah dan penuh dengan dosa yang memalukan,” tambah Kokom.

Saat berada di hadapan Kakbah dan ingat segala kesalahan, perasaan sedih serta malu dengan Allah karena nikmatnya yang berlimpah tetap diberikan, tidak ada satu kata pun yang mampu terucap dari bibir, sehingga hanya air mata yang mampu mewakilkan segala perasaan.

“Perasaan haru, malu, segala macam sampai air mata bercucuran dan nggak tahu harus berbuat apa, selain hanya mampu meminta ampun pada Allah dan berdoa ingin menjadi individu yang lebih baik lagi,” ucap Kokom.

Bertamu ke rumah Allah benar-benar mengesankan dan sangat membekas di hati para jamaah, maka tidak heran jika banyak pula jamaah yang merindukan suasana saat berada di Makkah. Sebab, hanya di Baitullah itu saja setiap umat manusia tidak memikirkan apa-apa lagi selain beribadah, berdoa dan berdzikir pada Allah.

Namun, ternyata menangis ketika melihat Kakbah tidaklah selalu menjadi hal yang boleh dilakukan. Pasalnya, agama Islam mengajarkan untuk tidak melebih-lebihkan apapun, termasuk rasa haru ketika melihat Kakbah.

“Menangis boleh saja, tapi menangislah karena Allah, dan jangan sampai histeris apalagi meraung-raung. Rasakan perasaan haru itu sedang saja, selebihnya fokuskan diri untuk beribadah dan manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk beribadah ketika berada di Baitullah,”ucap Ustadz H. Mahtum.

Sebagian orang yang belum pernah menyambangi rumah Allah, pasti tidak mengetahui bahwa ada pula praktik ilegal dan sebenarnya dilarang dalam agama Islam, namun tetap dilakukan oleh para jamaah. Ustadz Mahtum juga membagikan pengalamannya ketika berhaji.

“Di sana bahkan banyak orang yang sampai rela membayar hanya agar diberikan jalan pintas untuk mencium hajar aswad. Padahal, kita tahu menyogok itu perbuatan dosa,” tambahnya.

Mencium hajar aswad yang termasuk dalam sunnah rasul tersebut pun jika dilakukan dengan melanggar ajaran Islam juga dapat mendatangkan dosa. Padahal, tidak perlu untuk memaksakan diri demi dapat menceritakan pada tetangga atau kerabat kalau pernah mencium hajar aswad, bisa jadi cerita itu berubah jadi riya.

Menangis ketika melihat Kakbah ternyata juga pernah dirasakan oleh Nabi Muhammad SAW, semasa hidupnya. Rasa haru pun singgah pada diri rasul ketika berada di depan Kakbah. Tanpa kita sadari, perasaan yang tidak dapat diutarakan ini pun dapat dijelaskan oleh ahli psikologi, Kassandra Putranto.

“Naik haji itu melibatkan berbagai kegiatan yang mengandung pengorbanan besar. Mulai dari biaya, mental, fisik dan lainnya. Tentu saja ketika sampai sana faktor emosi seseorang akan sangat bermain, karena membayangkan pengorbanan berakhir dan teringat akan kesalahan. Pengorbanan yang telah dilakukan demi dapat bertamu ke rumah Allah akhirnya berbuah manis, mencapai tujuan dan mendapat ridho, hingga bisa merasakan kebesaran Tuhan yang mengijinkan untuk datang bertamu,” ujar Kassandra.

Halaman :

Berita Lainnya

Index