Astagfirullah... Usai Caesar, Nur Aini Meninggal Akibat Komplikasi dan Kulit Melepuh

Astagfirullah... Usai Caesar, Nur Aini Meninggal Akibat Komplikasi dan Kulit Melepuh
Nur Aini ketika dirawat setelah sebulan pasca melahirkan (kanan) dan sebelum caesar. (Istimewa)

HARIANRIAU.CO - Pelayanan kesehatan di RSUD Bangil tengah mendapat sorotan. Bahkan rumah sakit milik Pemkab Pasuruan itu dituding telah melakukan tindak malapraktik terhadap salah seorang pasien setempat. Seorang pasien yang melahirkan secara caesar, bukan hanya mengalami kondisi kulit yang melepuh.

Karena, keadaannya semakin parah, lantaran mengalami sakit komplikasi, korban akhirnya meregang nyawa, setelah menjalani perawatan kesehatan di rumah sakit pelat merah tersebut.

Dugaan malapraktik tersebut dialami oleh Nur Aini, 35, warga Dusun Bengok, Desa/Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan. Ia meregang nyawa, setelah menjalani perawatan di RSUD Bangil.

Kondisi itu, bermula saat ia melahirkan anak keduanya, dengan cara operasi caesar pada 14 Agustus 2017 lalu. Korban yang menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) itu, mengajukan caesar dan perawatan pasca melahirkan di RSUD Bangil. Dia pun melahirkan bayi lelaki yang kini sudah diberi nama M Usama Adin.

Seminggu lamanya ia menjalani perawatan di rumah sakit. Sejumlah obat-obatan pun diminumnya untuk proses kesembuhan pascaoperasi. Semuanya berjalan normal dan Nur Aini diperbolehkan pulang.

Hingga sebulan kemudian usai dirawat, Nur Aini mulai mengalami sakit. Kulitnya terlihat banyak melepuh. Ia pun dilarikan ke RSUD Bangil oleh suaminya, M. Kobul, 38. Proses perawatan sakit kulit yang dideritanya itu, berlangsung selama sepekan. Sampai kondisi kulitnya mulai membaik.

“Kami dipersilahkan pulang, setelah kulit yang sebelumnya melembung, sudah mengering,” terang Kobul dilansir jawapos.

Namun, tiga minggu kemudian, kondisi tubuh istrinya drop. Kobul kembali mengantar istrinya ke RSUD Bangil, untuk opname. Nah, disinilah dokter memvonis istrinya dengan banyak penyakit. Seperti liver dan peyakit lainnya.

“Sakitnya macam-macam. Ada liver, ada sakit lain dan saya lupa. Yang jelas banyak,” akunya.

Padahal, kata Kobul, selama ini istrinya tidak memiliki riwayat sakit demikian. Ia yang setia menjaga istrinya itu, dibuat tak nyaman dengan ulah oknum perawat rumah sakit. Betapa tidak, omongan kasar diterimanya dengan kondisi istrinya tersebut.

“Waktu itu saya mijiti (pijet, Red) istri. Tapi, dokter (perawat, Red) menakut-nakuti saya dan bilang kondisi istri saya jelek. Percuma dipijet, istri saya tidak akan sembuh,” ucapnya menirukan perkataan perawat.

Hal inilah, yang menyayat hatinya. Hingga akhirnya, Minggu lalu (29/10), ajal benar-benar menjemput istrinya. Nur Aini meninggal saat menjalani perawatan di RSUD Bangil.

Pengacara dari pihak korban, M. Sholeh menyayangkan pelayanan yang diberikan RSUD Bangil dalam menangani pasien, Nur Aini. Ia pun menduga, ada malapraktik yang dilakukan pihak rumah sakit, sehingga membuat korban akhirnya meregang nyawa.

Ia menambahkan, hal tersebut merupakan kasus besar. Seharusnya, pihak rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien atas efek samping obat-obatan yang akan digunakan. Sehingga, pasien bisa mengetahui dampaknya, dan jika memang berbahaya bisa digantikan dengan obat-obatan yang lain dan lebih aman.

Manajemen RSUD Bangil Siap Telusuri Penyebab Kematian Pasien Caesar

Insiden yang dialami Nur Aini, langsung mendapat tanggapan dari manajemen RSUD Bangil. Rabu (1/11) saat M Sholeh datang ke rumah sakit pelat merah itu, beberapa petinggi rumah sakit menemui. Diantaranya Wakil Direktur Pelayanan RSUD Bangil, dr Djundi Agustoro dan Humas RSUD Ghozali.

Dalam pertemuan itu, Djundi Agustoro menyampaikan bakal melakukan penelusuran atas persoalan tersebut. Sejauh ini, pihaknya meyakinkan, kalau belum menemukan adanya malapraktik pada korban.

M. Sholeh, lawyer (memakai jaket coklat), saat menemui manajemen RSUD Bangil, Rabu (1/11). Di sebelahnya ada dokter Djundi dan humas RSUD Bangil, Ghozali. (Iwan Andrik/Jawa Pos Radar Bromo)

Halaman :

Berita Lainnya

Index