Eks Mata-mata Cantik Rusia Pamer Keseksian saat Pengkhianat Kesakitan

Eks Mata-mata Cantik Rusia Pamer Keseksian saat Pengkhianat Kesakitan
Anna Chapman, mantan mata-mata cantik Rusia yang pernah ditangkap FBI, berpose seksi di Thailand. Foto/The Sun

HARIANRIAU.CO - Pemandangan kontras terlihat dari dua mantan mata-mata Rusia, di mana salah satunya sedang kesakitan terpapar racun dan sedang berjuang hidup di Inggris. Sedangkan satunya lagi pamer keseksian di Thailand. Mantan mata-mata Rusia yang berkhianat itu adalah Sergei Skripal, 66. Kremlin menyatakan, laporan Skripal diracuni di Inggris sebagai kejadian tragis dan mengklaim tidak tahu apa-apa tentang hal itu.

Label pengkhianat disematkan publik Rusia kepada Skripal. Setidaknya, julukan itu muncul di setiap laporan stasiun televisi pemerintah Moskow.

Dia disalahkan karena menyerahkan 300 nama agen GRU Rusia kepada MI6 Inggris. Skripal dituduh sebagai agen ganda dan ditangkap di Moskow tahun 2004.

Sebelum jatuh sakit di Inggris karena terpapar racun, dia sempat berkomentar di media sosial tentang potensi perang nuklir antara Rusia dan Amerika Serikat. ”Sergey Lavrov (menteri luar negeri) telah menyatakan bahwa AS bersiap untuk melakukan perang nuklir dengan Rusia,” tulis dia.

”Dan baru sehari setelah itu, presiden (Vladimir Putin) mengumumkan senjata strategis modern kami. Ini berarti bahwa kepemimpinan kami sangat serius mengenai ancaman perang dengan AS,” lanjut dia.

”Putin memperingatkan tentang apa yang kami miliki untuk sebuah respons,” papar dia, seperti dikutip Daily Mirror, Rabu (7/3/2018).

Sementara itu, mantan mata-mata cantik Rusia, Anna Chapman, 36, terlihat berpose seksi di Thailand. Kedok Chapman sebagai agen intelijen Kremlin terbongkar saat ditangkap FBI Amerika Serikat (AS). Dia dibebaskan tahun 2010 melalui kesepakatan tukar tahanan antara kedua negara.

Nasib Chapman lebih beruntung. Dia kini menjadi jutawan dengan usaha bisnisnya termasuk fashion dan dan bekerja sebagai pembawa acara televisi.

Dalam sebuah dokumentasi, Chapman terlihat berpose malas-malasan di Pantai Rawai, Thailand. Saat aktif sebagai mata-mata, dia mendapat pujian dari Presiden Putin.

Delapan tahun yang lalu, perempuan berambut pirang itu disambut Putin layaknya pahlawan saat diserahkan AS kepada Rusia. Meski bukan lagi sebagai mata-mata, sosok Chapman dianggap sebagai tokoh propagandis Rusia.

sumber: sindonews

Halaman :

Berita Lainnya

Index