Marak Pelarangan Mahasiswi Bercadar di Kampus, Begini Solusi yang Disampaikan Ustaz Abdul Somad

Marak Pelarangan Mahasiswi Bercadar di Kampus, Begini Solusi yang Disampaikan Ustaz Abdul Somad

HARIANRIAU.CO - Beberapa waktu lalu, masyarakat dikejutkan oleh sebuah kasus yang terjadi di Yogyakarta. Itu terkait dengan kasus pelarangan mahasiswi bercadar di UIN Sunan Kalijaga.

Seperti yang dilansir dari TribunJogja.com, UIN Sunan Kalijaga mulai berlakukan peraturan tentang pemakaian cadar.

Mahasiswi yang sampai saat ini masih memakai cadar akan diberi bimbingan konseling.

Dari data yang dilakukan sejak 28 Februari kemarin, terdapat 41 mahasiswi dari berbagai fakultas yang memakai cadar.

Dan dari penelitian, orangtua para mahasiswi tidak tahu kalau anaknya memakai cadar.

Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Yudian Wahyudi mengatakan, pihaknya akan memberikan bimbingan konseling bagi mereka yang saat ini masih memakai cadar.

Mereka akan mendapat bimbingan hingga tujuh kali pertemuan.

Setelah selesai satu pertemuan, kampus akan melihat apakah yang bersangkutan tetap mengenakan cadar atau tidak.

Kalau sudah sampai bimbingan terakhir tetap mengenakan cadar, maka dia akan dikeluarkan dari kampus.

"Ketika sudah dikonseling sampai tahap terakhir, tapi tidak ada perubahan maka kami minta mereka pindah kampus," terangnya.

Bagi mahasiswa baru, mereka akan diberi surat pernyataan yang isinya adalah mahasiswa tersebut sanggup mematuhi aturan dan kode etik mahasiswa di UIN Sunan Kalijaga.

Selain itu untuk tidak menganut paham anti Pancasila dan anti NKRI.

"Maka, sebelum mereka masuk (UIN) sudah kami sampaikan aturannya. Kalau tidak setuju silakan cari kampus lain. Mahasiswa baru juga akan dimasukkan di asrama untuk belajar agama, bahasa Inggris dan kepancasilaan selama 1 tahun. Bila asramanya belum siap, kita juga sudah bekerjasama dengan pesantren-pesantren," terangnya.

Rektor menekankan bahwa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta merupakan kampus negeri, sehingga berdirinya sesuai dengan Islam moderat, berkeadilan, atau Islam Nusantara.

"Orang Islam yang bijak, kalau sudah ada konsensus, maka pendapat pribadi sudah tidak perlu dikedepankan. Ketika orang mengedepankan pendapat pribadi melawan konsensus pasti terjadi konflik," tambahnya.

Juga dilarang di UINSA Surabaya

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) melarang mahasiswanya bercadar. Pelarangan ini juga telah terjadi di beberapa kampus Peguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri ( PTKIN)

Rektor UINSA, Prof Abd A’la mengungkapkan pelarangan ini berkaitan dengan terhambatnya komunikasi dengan pemakaian cadar.

Ia memisalkan, di ruang kelas dosen tidak bisa mengenali mahasiswa yang bercadar.

Sehingga bisa jadi justru bukan mahasiswa yang diterima UINSA yang mengikuti perkuliahan tersebut.

“Mau meminjam buku di perpustakaan tidak ketahuan wajahnya, padahal itu identitas yang harus di verifikasi sebelum meminjam buku di Perpustakaan, tidak cukup kartu mahasiwa,” ujarnya pada Tribunjatim.com, Rabu (7/3/2018).Larangan ini juga telah disampaikan secara lisan kepada para dekan, agar memantau mahasiswanya yang memakai cadar. Secara bertahap, mahasiswa harus diedukasi agar tidak memakai cadar.

" Sejauh ini larangan masih bersifat verbal. Belum bentuk surat keputusan (SK). Karena masih belum ada yang terlalu ekstrem. Baru kalau sudah dalam ambang batas, kami akan bertindak lebih tegas lagi,” tegasnya.

Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SA yang baru diangkat menjadi profesor, Husniyatus Salamah Zainiyati menambahkan pelarangan bercadar di kalangan kampus akan sangat ideal bagi dunia akademis.

Sebab,orang bercadar pemahamannya terkadang berbeda dan terkesan pahamnya ekstrem.

"Cadar itu kan untuk masyarakat di Arab sana, tapi kalau di Indonesia tidak perlulah. Islam Nusantara itu jauh lebih bagus diterapkan. Karena orang bercadar selama ini digolongkan dengan ekstremisme beragama. Sehingga memang tidak perlu untuk menggunakan cadar,” jelasnya.

Solusi Ustaz Abdul Somad

Sebelum marak pelarangan penggunaan cadar oleh mahasiswi di sejumlah kampus belakangan ini, Ustaz Abdul Somad sebenarnya sudah memberikan solusi sejak beberapa waktu lalu.

Itu seperti yang terlihat dalam sebuah video yang diunggah oleh akun Youtube IQRA TV Islam, 24 Juni 2017 lalu.

Dalam video itu, Ustaz Abdul Somad mendapatkan pertanyaan adanya mahasiswi yang dilarang menggunakan cadar di kampusnya.

"Lapor ke rektor, wakil rektor, dekan, ketua jurusan,"jawabnya.

Tidak hanya itu, menurutnya dia juga pernah mendampingi seorang mahasiswi yang mengalami nasib seperti itu.

"Saya rekom kamu melapor ke rektor, dia lapor, menang deh. Sampai sekarang dia bercadar. Itu hak human right mahasiswi bercadar,"jawab Ustaz Abdul Somad.

sumber: tribunnews

Halaman :

Berita Lainnya

Index