Tak Pernah Tersesat, Burung Ternyata Punya Kompas di Mata

Tak Pernah Tersesat, Burung Ternyata Punya Kompas di Mata
Burung Pipit Zebra

HARIANRIAU.CO - Saat melihat burung terbang, mungkin kita pernah bertanya-tanya mengapa burung bisa menempuh jarak puluhan kilometer dan kembali lagi ke sarangnya dengan selamat. Pengetahuan burung untuk menavigasi lokasi ternyata telah diselidiki beberapa ilmuwan selama beberapa dekade terakhir.

Setelah sekian lama, akhirnya para ilmuwan mengetahui kemampuan navigasi burung muncul berkat protein khusus di matanya yang sensitif terhadap cahaya biru dan membantu burung mendeteksi medan magnet bumi.

Medan magnet bumi digunakan burung layaknya peta untuk menentukan arah yang harus mereka tuju.

Dilansir Science News, Selasa (3/4/2018), terungkap ada dua temuan yang membuktikan teori baru ini.

Studi pertama yang terbit di Current Biology, Senin (22/1/2018) mempelajari burung robin eropa, dan temuan kedua yang terbit di Journal of the Royal Society Interface, Rabu (28/3/2018) mempelajari burung pipit zebra.

Kedua temuan itu menyebut protein peka cahaya yang ditemukan di retina itu bernama Cry4 (cryptochromes). Protein ini diketahui terlibat dalam ritme sirkadian atau siklus tidur biologis dan juga bereaksi terhadap medan magnet bumi.

"Interaksi kuantum protein dapat membantu burung merasakan medan magnet," kata Atticus Pinzon-Rodriguez, ahli biologi dari Universitas Lund, Swedia, yang terlibat dalam pengamatan burung kutilang zebra.

Dalam penelitian terhadap 39 burung pipit zebra, ilmuwan menemukan protein Cry4 terus menerus ada di retina. Ini menunjukkan protein Cry4 terus diproduksi.

"Asumsi kami, burung selalu menggunakan kompasnya. Baik di siang hari atau malam," kata rekan peneliti burung kutilang zebra, Lund Rachel Muheim yang juga ahli biologi.

Produksi protein Cry4 secara konstan juga ditemukan pada burung robin eropa. Bahkan peneliti menemukan bahwa produksi protein semakin meningkat saat musim migrasi.

Peneliti berkata Cry4 pada retina robin eropa dapat menerima banyak cahaya yang dapat berfungsi sebagai kompas.

Ini mendukung gagasan bahwa kemampuan melihat medan magnet adalah kemampuan visual yang bergantung pada cahaya.

Ilmuwan yang terlibat dalam penelitian burung robin kini penasaran untuk mengamati apakah burung yang tidak memiliki protein Cry4 pada retinanya juga memiliki kompas internal.

Selain itu, temuan yang berkaitan dengan protein Cry4 masih sangat dibutuhkan untuk mempelajari kemampuan burung menavigasi.

Halaman :

Berita Lainnya

Index