ISIS Eksekusi Mati Dua Warga Swedia di Irak

ISIS Eksekusi Mati Dua Warga Swedia di Irak
Dua warga Swedia yang dilaporkan telah dieksekusi kelompok ISIS di Irak. Foto/Twitter @TheEisaAli

HARIANRIAU.CO - Dua warga asal Swedia yang melakukan perjalanan ke Kirkuk, Irak utara, diculik dan dilaporkan telah dieksekusi mati oleh kelompok ISIS atau Daesh. Melalui video yang dirilis, kelompok radikal itu mengonfirmasi eksekusi terhadap kedua korban dengan senapan otomatis dan pistol.

Kedua korban sejatinya warga Syiah Kurdi, namun sudah lama menjadi warga Swedia. Keduanya adalah seorang pengusaha berusia 50-an tahun dan keponakannya yang berusia 20-an tahun. Mereka diculik saat mudik ke Kirkuk untuk bertemu kerabat.

Para korban telah diidentifikasi dengan bantuan kerabat dan teman-teman yang menghubungi surat kabar Swedia, Expressen, yang dikutip Senin (28/5/2018).

Menurut media Swedia, para korban yang meninggalkan Swedia pada bulan Desember tahun lalu untuk mengunjungi kota Kirkuk. Sekitar Natal tahun lalu mereka diculik.

Sejak itu, paman dan keponakan tersebut tak diketahui lagi kabarnya. Namun, kelompok Islamic State of Iraq and Syria atau ISIS baru-baru ini merilis video yang menunjukkan kedua pria tersebut berlutut dan dieksekusi.

Salah satunya dari mereka ditembak di kepala dengan senapan otomatis, dan korban lain ditembak dengan pistol.

Menurut terjemahan dari keterangan di video ISIS, kedua korban dituduh sebagai anggota milisi Syiah. Namun, tidak ada bukti untuk mendukung klaim tersebut.

ISIS dalam dalam video itu mengklaim bahwa eksekusi tersebut sebagai balas dendam setelah kota Kirkuk yang sempat dikuasai kelompok ISIS kini di bawah kekuasaan milisi Syiah Irak.

Seorang teman dari keluarga korban mengklaim bahwa satu-satunya alasan pembunuhan kedua orang itu adalah bahwa mereka berdua adalah Syiah.

Keluarga dilaporkan memiliki kontak dengan para penculik, yang meminta tebusan. Namun, keluarga tidak pernah tahu siapa mereka atau apakah pria yang diculik itu masih hidup.

Kementerian Luar Negeri Swedia telah menyatakan sudah mengetahui kasus ini dan bekerja dengan pihak berwenang yang relevan, seperti polisi. Polisi Swedia mengklaim akan bekerja untuk memverifikasi keaslian video tersebut.

Peneliti senior terorisme Magnus Ranstorp dari National Defence College mengatakan bahwa video tersebut kemungkinan besar otentik.

Ranstorp mengatakan kepada SVT bahwa kasus itu "sangat langka" dan "kemungkinan besar untuk pertama kalinya" bagi warga Swedia menjadi korban.

"Kami tidak akan mengabaikan Daesh dan pasukan ini, mereka masih sangat kuat. Mereka telah menciptakan tentakel virtual, termasuk di Swedia," kata Ranstorp.

Halaman :

Berita Lainnya

Index