Sebut Puasa Berbahaya, Menteri Imigrasi Denmark Dikritik Habis-habisan

Sebut Puasa Berbahaya, Menteri Imigrasi Denmark Dikritik Habis-habisan

HARIANRIAU.CO - Menteri Imigrasi dan Integrasi Denmark, Inger Stoejberg menyebut jika menjalankan puasa di bulan Ramadan tidak sesuai lagi dengan pasar kerja modern. Pernyataannya itu diposting pada blog untuk tabloid Denmark BT.

Sontak hal itu memicu kontroversi di negaranya. Dalam postingnya, Inger Stoejberg mempertanyakan gagasan kewajiban berpuasa, yang dikatakannya menjadi salah satu pilar Islam selama 1400 tahun, dikutip dari Mirror, Selasa (29/5/2018).

Dia menyarankan, umat Islam harus mengambil cuti dari pekerjaan untuk menghindari konsekuensi negatif bagi masyarakat Denmark lainnya.

Contohnya, sebut dia, pengemudi bis dan pekerja rumah sakit sebagai contoh spesifik tentang kemungkinan dampak negatif berpuasa bagi orang lain.

Banyak pengamat yang mengeritik Inger Stoejberg atas pernyataan itu. Mereka mengatakan tidak ada bukti bahwa berpuasa menjadi bahaya di tempat kerja.

Direktur perusahaan bis Denmark mengatakan kepada BT, mereka tidak pernah mengalami kecelakaan atau keluhan terkait puasa.

Uni Muslim Denmark lewat media sosial menyatakan, umat Muslim mampu menjaga diri dan masyarakat sekitarnya "bahkan ketika kami berpuasa."

Juru bicara pemerintah Keren Ellmann mengatakan hari Selasa (22/5), komentar Stoejberg tidak mencerminkan pendapat pemerintahan koalisi, namun dia "punya hak untuk memulai debat ini."

Sebelumnya Inger Stoejberg, anggota Partai Liberal konservatif yang ikut dalam koalisi pemerintahan minoritas sejak 2015, memang telah dikenal dengan retorika nasionalisnya. Pada Maret 2017, dia mengatakan bahwa warga Denmark harus melaporkan kalau ada karyawan restoran lokal yang bekerja secara ilegal atau kalau mereka "tidak berbicara bahasa Denmark sama sekali."


Sumber: rakyatku

Halaman :

Berita Lainnya

Index