Si Pengusaha Sukses, Kepanasan Menjelang Maut

Si Pengusaha Sukses, Kepanasan Menjelang Maut
ilustrasi

HARIANRIAU.CO -"Yang mengherankan, ketika diberikan air dingin, kerongkongannya tidak dapat menelan air dingin itu. Anehnya lagi, dengan bahasa isyarat dia meminta diberi minuman arak."

Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, menyembah berhala, mengundi nasib adalah perbuatan keji dan perbuatan setan, maka hendaklah kamu meninggalkannya semoga kamu menjadi orang-orang yang beruntung. Sesungguhnya setan itu hendak menjerumuskan kamu dalam bencana permusuhan dan saling membenci sesama kamu dalam (lantaran) minuman keras dan berjudi, serta menghalangi kamu dari mengingat Allah dan mengerjakan shalat, tidakkah kamu berhenti." (QS. Al Maidah: 90-91).

Ayat di atas dengan tegas melarang umat Islam melakukan perbuatan yang dianggap perbuatan kotor dan keji. Bahkan perbuatan itu dikategorikan sebagai perbuatan setan. Salah satu perbuatan itu adalah minuman khamar. Diharamkannya khamar atau minuman keras bisa dipahami, mengingat barang tersebut mengandung mudharat (bahaya) yang lebih besar ketimbang manfaatnya.

Bahaya khamar tidak hanya diakui agama, tapi juga oleh ahli kesehatan. Semua ahli kesehatan mengakui bahwa minuman keras sangat merusak kesehatan manusia, baik kesehatan fisiknya maupun mentalnya. Maka tidak heran jika Islam melarang keras umat Islam meminumnya. Bahkan, dalam sebuah Hadist disebutkan, bahwa Allah melaknati bukan hanya peminum arak, tetapi juga orang-orang yang menjual dan menghidangkannya.

Rasulullah saw bersabda: "Allah telah melaknati khamar (arak), peminumnya, penghidangnya, pembelinya, penjualnya, pemerasnya, yang diperas untuknya, pembawanya dan yang dibawa kepadanya."


PENGUSAHA JUDI ITU MERANA SAAT SAKARATUL MAUT

Sebut saja pengusaha itu Cik Nizam. Awalnya ia hanya orang biasa dan tak berpunya. Namun, berkat kegigihannya ia berhasil merintis karier di dunia politik Malaysia. Dari dunia politik, ia kemudian mencoba menekuni dunia bisnis. Ternyata lelaki ini memang bertangan dingin. Usaha yang dirintisnya terus mengalami kemajuan yang pesat.

Sebagai seorang pengusaha sukses, beliau memiliki berbagai usaha yang bergerak di berbagai bidang. Namun suaha pertamanya adalah mengelola hotel dan restoran mewah yang terdapat di berbagai wilayah Malaysia.

Kesuksesannya di dunia bisnis membuat namanya terkenal sebagai pengusaha bertangan dingin. Karena itu, tidak heran jika ia memiliki banyak relasi bisnis, baik dari Malaysia sendiri maupun dari luar negeri. Karena kesuksesannya itu pulalah yang membuat banyak pengusaha ingin bekerja sama dengannya.

Salah satu perusahaan mengajaknya bekerja sama adalah sebuah perusahaan judi di Malaysia. Pengusaha judi itu meminta Cik Nizam menjadi direktur tempat perjudian tersebut.

Lokasi perjudian yang terkenal itu mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit. Setiap harinya, lokasi tersebut dikunjungi oleh para penjudi yang kebanyakan datang dari luar Malaysia, baik dari Negara-Negara Eropa, Amerika, maupun Asia.

Penduduk Malaysia sendiri, tidak terlalu banyak yang mendatangi tempat itu. Kalaupun ada penduduk Malaysia sendiri, kebanyakan bukan Melayu.

Menurut salah seorang teman dekatnya, dari jabatannya itu, Cik Nizam mendapat penghasilan ribuan ringgit setiap bulannya. Penghasilan itu semakin mengukuhkan dirinya sebagai orang kata di lingkungan tempatnya tinggal.

Sebagai orang kaya, apalagi sebagian kekayaan itu didapatkan dari jabatannya di tempat judi, sebenarnya wajar jika tokoh masyarakat di sekitar rumahnya sering memberi nasehat. Tetapi ia tidak mau menerima nasehat mereka. Ia menganggap selama ini jabatannya di lokasi judi itu tidak membuat rugi masyarakat di sekitar rumahnya, Bahkan, dengan gajian di sana ia bisa membantu masyarakat.

"Jangan persoalkan hasil haram atau halal garta yang saya dapatkan ini. Tetapi lihatlah sumbangan yang telah saya berikan kepada masyarakat," ucap Cik Nizam, berkilah.

Memang benar, dari keuntungan usaha perjudian itu, ia banyak memberikan sumbangan kepada anak-anak yatim dan fakir miskin yang memerlukan bantuan. Tetapi semua itu bukan dengan niat ikhlas, melainkan agar masyarakat di sekitarnya tidak lagi membicarakan dirinya.

Sementara itu, melalui bisnis hotel dan restorannya, beliau juga berhasil meraup keuntungan yang tidak sedikit. Di setiap hotel dan restorannya terdapat beraneka ragam jenis minuman keras yang dijual secara leluasa dan memberikan keuntungan yang besar.

Bahkan, di kediamannya yang terletak di suatu daerah eksklusif di Lembah Kelang, tersedia sebuah bar khusus yang dipersiapkan untuk dirinya dan para tamunya menikmati berbagai minuman keras. Di tempat itulah ia sering menjamu para tamu dan rekan bisnisnya jika mereka mengunjungi Cik Nizam.

Menurut masyarakat setempat, Cik Nizam bukanlah orang yang dangkal pengetahuan agamanya. Bahkan beliau sering membangga-banggakan pengetahuan agama yang dimilikinya.

"Saya tahu apa yang saya lakukan. Saya tidak mau ada ulama yang sok dan mau menasehati saya. Apa yang sudah diperbuat oleh ulama-ulama itu? Kalau mereka berbicara masalah dosa dan pahala, bolehlah mereka pintar. Tapi apakah mereka berhasil jadi pengusaha sukses?" ucapnya dengan sinis.

Mungkin karena pernah mendengar hadits Rasulullah Saw yang menyebut kelebihan seseorang yang mendirikan masjid, yaitu Allah menjanjikan akan membina mahligai di surga kepada orang-orang yang mendirikan rumah Allah, Cik Nizam pun mendirikan sebuah masjid di sebuah kawasan taman perumahan negeri Selangor, Malaysia.

Tetapi masjid yang didirikan dari hasil yang haram itu tidak membawa keberkahan. masjid itu Lengang, tidak banyak yang datang beribadah dan kosong dari kegiatan-kegiatan keagamaan.

Namun, bagi Cik Nizam, hal itu bukan masalah. Sebab Kebajikan yang dilakukannya selama ini semata-mata hanya untuk mengelabui masyarakat, agar masyarakat menganggapnya sebagai pengusaha yang murah hati.

Demikianlah kehidupan Cik Nizam. Ia merasa bangga dengan kesuksesan yang telah diraihnya. Ia mengira, bahwa kekayaan dan kemegahan yang telah ia dapatkan bisa membuat hidupnya bahagia selama-lamanya. Padahal, banyak tokoh-tokoh yang terkenal, baik pada zaman dahulu maupun zaman sekarang yang hidup dengan kekuasaan dan kekayaan yang melimpah, harus mengakhiri hidupnya dengan penderitaan dan kesengsaraan.

Dalam al-Qur'an, Allah SWT menceritakan bagaimana Fir'aun, Namrud, Qarun dan para pengikutnya yang sombong dan mengingkari ajaran yang dibawa para rausl. Harus menerima pembalasan di dunia ini. Padahal, di akhirat kelak siksaan yang lebih berat lagi sudah menanti lagi.

Demikian juga yang terjadi pada Cik Nizam. Pengusaha sukses itu harus mengalami penderitaan dan kesengsaraan di akhir hidupnya. Menjelang sakaratul maut menjemputnya, lelaki itu berguling-guling di atas tempat tidurnya sambil mengadu kepanasan. Udara dingin yang keluar dari AC yang dipasang dalam kamarnya tidak dapat mengurangi rasa panasnya. Padahal orang-orang yang berada dalam kamar menggigil menahan dingin.

Mungkin karena sudah tidak mampu lagi menahan panas yang dirasakannya, lelaki itu melolong-lolong meminta disiramkan air dingin ke seluruh tubuhnya. Karena kasihan, permintaan itu tentu saja dipenuhi oleh keluarganya.

Mereka mengambil seember air dingin dari kolam dan menyiramkannya ke tubuh Cik Nizam. Walaupun lelaki malang itu sudah basah kuyup diguyur oleh keluarganya, tetapi rasa panas seluruh tubuhnya masih terus memuncak. Anehnya lagi, setiap kali disiram, tubuhnya langsung mengering dan seperti ada uap panas keluar dari tubuhnya. Seperti mesin panas yang disiram oleh air.

Dokter yang merawatnya sudah berusaha secara maksimal untuk mengurangi rasa panas yang dialami pasiennya itu. Tetapi Cik Nizam tetap saja merasa kepanasan. Akhirnya sang dokter pun menyerah. Bahkan, ia memberitahukan kepada anggota keluarga Cik Nizam, bahwa Cik Nizam tidak memiliki harapan lagi untuk hidup.

Hampir seminggu Cik Nizam menghadapi azab yang menyengsarakan, menunggu maut menjemputnya. Sepanjang waktu itu, mulutnya tidak berhenti berteriak kepanasan. Keluarganya berusaha membacakan ayat-ayat al-Qur'an. Mereka juga memanggil imam di daerah itu untuk membimbingnya menghadapi sakaratul maut. Imam itu berulangkali membisikkan kalimat tauhid atau kalimat talkin, namun Cik Nizam tidak mampu mengucapkannya.

"Laa ilaaha illallah.....," ucap sang imam mencoba menuntun Cik Nizam. Akan tetapi Cik Nizam tetap saja tak mampu menirukan ucapan imam itu.

Dalam keadaan seperti itu, ia justru meminta air minum. Yang mengherankan ketika diberikan air dingin, kerongkongannya tidak dapat menelan air dingin itu. Anehnya lagi, dengan bahasa isyarat dia meminta diberi minuman arak.

Permintaan itu tentu saja membuat keluarganya bingung. Kalau mereka memberikan minuman yang diminta Cik Nizam mereka takut hal itu melanggar larangan Allah. Apalagi Cik Nizam sedang sekarat seperti itu. Akan tetapi, jika melihat keadaan Cik Nizam, mereka merasa kasihan, karena lelaki itu begitu tersiksanya dan ingin sekali minum.

Akhirnya mereka terpaksa memberikan apa yang diminta Cik Nizam. Begitu air haram itu di tuangkan ke mulutnya, kerongkongannya langsung mampu menelannya, walaupun hanya beberapa teguk saja. Setelah mengalami kesengsaraan yang begitu menyedihkan, akhirnya Cik Nizam menghembuskan nafas terakhirnya dengan susah payah.

Demikianlah begitu hinanya kesengsaraan dan penderitaan yang harus ditanggung oleh pengusaha malang itu di akhir hayatnya. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari kisah nyata yang terjadi di negeri tetangga itu.

Halaman :

Berita Lainnya

Index