Kisah Calon Pengantin di KM Sinar Bangun, Keluarga Menunggu di Pelabuhan Bawakan Baju Pernikahan

Kisah Calon Pengantin di KM Sinar Bangun, Keluarga Menunggu di Pelabuhan Bawakan Baju Pernikahan
Sejoli Chrisman Reynold Simarmata dan Juliana yang berencana menikah tahun depan jadi dua dari ratusan penumpang KM Sinar Bangun

HARIANRIAU.CO - Tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba menyisakan cerita menyedihkan bagi ratusan keluarga yang sampai kini belum mendapatkan kejelasan.

Dari ratusan cerita, terselip kisah cinta sejoli yang hendak melangsungkan pernikahan setelah empat tahun lamanya berpacaran. Chrisman Reynold Simarmata.

Keduanya telah bertunangan dan berencana melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat. Keduanya menjadi dua dari ratusan penumpang kapal rute Simanindo-Tigaras itu.

Nahasnya, keduanya hingga kini masih belum ditemukan. Belum ada kabar sama sekali.

Reynold yang warga Jalan Puan Gunung Purba, Sinaksak, Kabupaten Simalungun menumpang KM Sinar Bangun bersama Juliana.

Mengetahui tenggelamnya kapal maut itu, ibunda Reynold, Lasmaria boru Rumapea, tak berhenti menitikkan air mata.

Air mata perempuan paruh baya itu makin tak terbendung saat mengingat pernikahan sejoli itu yang rencananya akan digelar tahun depan.

“Kau bilang janji datang hari Selasa, kutunggu-tunggu tidak ada. Pulangkan si Juli itu,” kata Jon Clinton, adik Reynold meniru perkataan ibunya menangisi kejadian yang menimpa mereka saat ini.

Jon Clinton menceritakan, memang rencananya pada Selasa (19/6) kemarin, Reynold membawa Juliana ke kediaman mereka untuk membahas rencana pernikahan mereka tahun depan.

“Hari Selasa semalam rencananya mau datang mereka, mau membicarakan rencana nikah (keduanya). Sekitar 4 tahun mereka sudah berpacaran,” katanya saat berbincang-bincang dengan Metro Siantar (Jawa Pos Grup), Rabu (20/6/2018).

Karena tak kunjung mendapat kejelasan kabar anaknya, ayah dan abang Reynold berangkat menuju Tigaras, Kabupaten Simalungun untuk kesekian kalinya.

Mereka masih berharap keduanya bisa ditemukan dengan selamat. Bahkan, J Simarmata, ayahanda Reynold sampai membawakan jas dan sepatu untuk persiapan jika tubuh anaknya ditemukan.

“Memang bukan kita inginkan kejadian ini bang. Tapi kalaupun abang meninggal, ya mudah-mudahan jasadnya ditemukan. Tadi pagi bapak sama abang kesana uda bawa jas sama sepatu abang,” pungkas Jon dengan tatapan kosong.

Reynold dan Juliana sendiri selama ini menjalani hubungan jarak jauh kendati rumah keduanya hanya berjarak 500 meter.

Reynold sendiri bekerja di PT STTC Pematangsiantar sedangkan Juliana berkerja di salah satu bank di Kota Depok, Jawa Barat.

Tepat pada lebaran lalu, Juliana pulang ke Pematangsiantar memanfaatkan libur kerja. Keduanya lantas berangkat ke Pulau Samosir untuk sekedar jalan-jalan.

Rupanya, perjalanan itu menjadi perjalanan terakhir keduanya, sampai kapal yang mereka tumpangi tenggelam di perairan Danau Toba.

Dengan mengenakan baju perpaduan warna biru dan abu-abu, jacket jeans dan sepatu boot coklat, pada Senin pagi kemarin, Reynold mengendarai sepeda motor Yamaha Scorpio Z berboncengan dengan Juliana menuju Kabupaten Toba Samosir.

“Orangnya baik, humoris. Gak pernah neko neko lah,” ucap Juni Sinaga, teman kerja Reynold yang sudah bertahun tahun menjalin pertemanan.

Sejak kejadian naas itu juga, rumah berlantai keramik itu dipadati sanak saudara dan tetangga yang silih berganti datang ke rumah untuk menemani keluarga korban yang khawatir dengan kabar Reynold.

Tak jarang juga, mereka menghibur Lasmaria Boru Rumapea yang menangis.

Kabar buruk itu diterima keluarga dari tetangga mereka yang juga menjabat sebagai ketua RT setempat.

Anak dari ketua RT tersebut kebetulan berada di Kabupaten Samosir dan berencana akan menyebrang dengan menaiki kapal ferry, namun batal karena mendapat kabar adanya kapal motor yang tenggelam.

“Dapat kabar dari pak RT bang. Kebetulan anaknya mau nyebrang juga pake ferry, tapi batal karena ada kapal tenggelam. Jadi dikabari dia lah sama bapaknya disini, dibilang biar dikasih tahu sama tetangga mana tahu ada keluarga yang menyebrang naik kapal itu,” terangnya.

Mendapat kabar itu, Lasmaria langsung teringat dengan Reynold, anaknya. Usaha untuk menghubungi anak ke 2 dari 3 bersaudara itu pun dilakukan.

Namun usaha itu tak membuahkan hasil, dan semakin membuat keluarga semakin khawatir.

Tangis pecah di rumah orang tua Reynold. Sampai akhirnya, ayah dan keluarga Reynold berangkat menuju Tigaras, Kabupaten Simalungun berharap mendapat kabar kepastian nasib anak dan calon menantunya.

“Amang, anakkku tu Simanindo dohot si Juli,” teriak ibunda Reynold saat mendapat kabar buruk itu.

Sampai saat ini, keluarga masih menunggu kabar dari Reynold dan Juliana.

Ditemukan masih bernyawa ataupun tidak, keluarga mengaku sudah pasrah, berharap jenazah dapat ditemukan jika memang sudah meninggal.

Halaman :

Berita Lainnya

Index