Sebar Berita Hoaks, Wanita Ini Dikeroyok Hingga Akhirnya Menjemput Maut

Sebar Berita Hoaks, Wanita Ini Dikeroyok Hingga Akhirnya Menjemput Maut
Ilustrasi

HARIANRIAU.CO - "Mohon berhati-hati. Tiga orang anak diculik di daerah tempat teman saya tinggal pagi ini. Ada 10 orang yang membagi-bagikan biskuit. Orang tua dimohon sangat berhati-hati." Itulah isi pesan hoaks yang viral dan membawa Shantadevi Nath, 45, menuju maut.

Diberitakan Detik mengutip Sky News, Kamis (28/6/2018), akibat berita palsu yang beredar di WhatsApp itu, seorang wanita di India terbunuh. Massa yang terdiri atas hampir 100 orang menyerang sang korban dan tiga teman wanitanya di Ahmeabad, sebuah kota di Gujarat.

Juru bicara polisi mengungkapkan bahwa enam orang mulai mencurigai korban dan tiga temannya ketika mereka akan menaiki bajaj. Tak lama kemudian, makin banyak orang yang berkumpul dan menarik korban dan teman-temannya keluar bajaj, lalu mulai menendang, menjambak, bahkan memukul mereka dengan tongkat.

Akhirnya, polisi setempat datang untuk menyelamatkan keempat wanita itu dan membawa mereka ke rumah sakit. Sayangnya Nath sudah meninggal saat sampai.

Insiden serupa terjadi di berbagai daerah India. Enam orang luka-luka di wilayah Rakjot. Di Nagpur, korban bernama Satish Bhaykre yang berusia 21 tahun dipukuli massa.

Di daerah Surat, 5 wanita diserang dan seorang wanita berumur 45 tahun terluka karena dituduh menculik anaknya sendiri.

"Kebanyakan massa adalah pria dan mereka mengambil anak wanita itu karena curiga bahwa dia adalah penculik." kata polisi setempat. "Ketika dibawa ke kantor polisi, ternyata wanita itu memang ibu dari anak tersebut,"

Penyerangan-penyerangan ini direkam dan diunggah ke media sosial, beberapa bahkan disiarkan di televisi India dan menjadi pembahasan di negara tersebut. Polisi telah memberikan peringatan resmi kepada masyarakat untuk tidak terbawa oleh berita palsu di media sosial yang meresahkan

Nikhil Pahwa, editor dari situs Medianama berpendapat bahwa polisi di India harus meningkatkan kinerja mereka dengan melacak media sosial dan secara cepat merespons rumor-rumor palsu. Masyarakat pun diminta tak main hakim sendiri yang berujung pada kerugian orang tak bersalah.

Halaman :

Berita Lainnya

Index