Kisah Pemimpin dan Seorang Pemabuk

Kisah Pemimpin dan Seorang Pemabuk

HARIANRIAU.CO - Seorang pemuda tinggal di sebuah bangunan, tepat di belakang rumah Imam Abu Hanafiah. Sepanjang malam, dia meminum khamr dan bernyanyi-nyanyi dalam keadaan mabuk: "Mereka telah menyia-nyiakan aku ...Semua pemuda telah mereka sia-siakan ..." Setiap hari dia seperti itu. Suatu waktu Imam Abu Hanafiah hendak salat subuh. Beliau merasa resah dengan ulah pemuda itu. Abu Hanafiah mencari saat yang tepat, ketika hati pemuda itu dalam keadaan stabil.

Pada suatu hari, di kala hendak salat subuh, Imam Abu Hanafiah tidak mendengar lagi suara pemuda ini. Sang imam pun bertanya-tanya pada orang di sekelilingnya. Beliau mendapat kabar bahwa pemuda itu tertangkap, karena kedapatan sedang minum khamr. Abu Hanafiah pun pergi ke tempat pemuda itu tertangkap. Beliau berkata, "Tidakkah kalian mau membebaskannya untukku?" Orang-orang itu menjawab, "Dia minum khamr, Imam!" Abu Hanafiah lalu berkata lagi, "Bebaskan saja dia karenaku!" Mereka pun membebaskannya.

Abu Hanafiah lalu memegang pemuda itu dan memboncengnya di belakang bighalnya. Beliau tidak berbicara sepatah kata pun. Ketika sampai di rumahnya, barulah Abu Hanafiah berkata, "Apa kami menyia-nyiakanmu, Pemuda?" Pemuda itu menjawab, "Tidak. Demi Allah, saya tidak akan mengulanginya lagi."

Luar biasa! Pemuda ini adalah peminum khamr! Tapi lihatlah hasil dari sebuah kepekaan emosi dan kelembutan.

Banyak pemuda sebetulnya berkarakter baik, meskipun banyak tingkah polah yang diperbuatnya. Masalahnya, mereka tidak menemukan orang seperti Abu Hanafiah yang mau mencari waktu yang tepat untuk membuka segala pintu yang tertutup atau pintu-pintu yang kita kira sudah tertutup-dengan kunci kepekaan emosinya.


Sumber: inilah.com

Halaman :

Berita Lainnya

Index