Cara Rasulullah Memuliakan Tamu

Cara Rasulullah Memuliakan Tamu
ilustrasi

HARIANRIAU.CO - SUDAH bukan rahasia bahwa Rasullah dikenal selalu menyambut ramah para tamunya. Beliau pun tidak segan-segan untuk menjamu para tamu. Meski Rasullullah saw sendiri saat itu sedang kekurangan.

Kisah di bawah ini adalah bukti keramahtamahan Rasullullah.

Menjelang waktu salat zuhur, Rasulullah saw kedatangan seorang tamu jauh. Tamu ini nampak begitu lelah dan kelaparan. Rasulullah pun menyuruh tamu tersebut masuk untuk beristirahat, kemudian Rasulullah memanggil pembantu beliau yang bernama Abu Rafi.

Rasulullah menyuruh Abu Rafi untuk memasak gandum untuk tamunya tersebut. Namun ternyata saat itu beliau tidak mempunyai sedikitpun tepung gandum yang tersisa. Kemudian Rasulullah berkata, "Kalau demikian, datanglah kepada seorang Yahudi di pasar dan katakanlah aku berniat membeli tepung gandumnya dan aku akan membayarnya secara tunda pada bulan Rajab yang akan datang."

Bergegaslah Abu Rafi menuju pasar dan menyampaikan pesan yang telah dititipkan sang Rasul. Namun sayangnya orang Yahudi itu tidak akan menjual gandumnya, bila tidak ada jaminan. Dan ia meminta sebuah jaminan.

Kemudian Abu Rafi pulang dengan tangan hampa dan memberitahukan permasalahan tersebut kepada Rasulullah. Mendengar hal itu, Rasulullah bersabda, "Demi Allah, aku sungguh termasuk orang yang dapat dipercaya (aminun) di langit dan dibumi. Kalau dia mengutangiku sesuatu, akan membayarnya. Tetapi baiklah, jika itu permintaannya. Bawalah baju besi ini sebagai jaminan tepung gandum untuknya."

Abu Rafi segera kembali mendatangi si Yahudi dan menyerahkan jaminan berupa baju besi. Menerima baju besi itu si Yahudi lalu memberikan tepung gandum itu. Abu Rafi bergegas kembali kerumah dengan membawa tepung terigu pemberian Yahudi. Ia langsung memasak tepung gandum itu menjadi makanan dan menyajikannya pada tamu Rasulullah. Tamu itu makan dengan lahap dan berterima kasih atas kebaikan Rasulullah saw.

Begitulah kisah kemurahan hati dan keiklasan Rasulullah dalam menyambut dan menjamu tamunya. Konon baju besi itu belum sempat Beliau tebus karena Beliau wafat pada bulan Rabiul Awal, empat bulan sebelum jatuh tempo.

Rasulullah mencontohkan kita untuk selalu menyambut tamu dengan ramah dan ikhlas, walaupun keadaan kita sedang sulit, agar rumah kita selalu penuh dengan berkah.

Halaman :

Berita Lainnya

Index