MUI Ungkap Kejanggalan Nining Sunarsih, Minta Keluarga Jujur

MUI Ungkap Kejanggalan Nining Sunarsih, Minta Keluarga Jujur
Nining Sunarsih dibawa ke rumah sakit untuk dirawat. (Radar Sukabumi)

HARIANRIAU.CO - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sukabumi, meminta agar masyarakat tidak mudah percaya cerita mistis terkait munculnya kembali Nining Sunarsih (52) setelah dinyatakan tenggelam 1,5 tahun di Pelabuhan Ratu.

MUI melihat ada beberapa kejanggalan Nining Sunarsih. MUI meminta agar keluarga Nining jujur memberikan keterangan yang sebenarnya.

Sekretaris MUI Kabupaten Sukabumi, Ujang Hamdun mengatakan, perkara hilangnya Nining Sunarsih ini dari awal sudah dianggap polemik, karena jenazah yang ditemukan oleh Basarnas pada Januari 2017 lalu tidak diakui oleh keluarga Nining.

“Persoalan Nining ini, harus dibuktikan dulu kebenarannya seperti apa. Artinya, saat pertama berangkat, dinyatakan hilang hingga kembalinya harus benar-benar dibuktikan. Sehingga jangan sampai menjadi polemik di masyarakat,” pintanya.

Nining Sunarsih terbaring lemas

Nining Sunarsih terbaring lemas. (Istimewa)

Dari informasi yang didapatnya, saat Nining hilang digulung ombak, tidak ada saksi yang pasti. Saat itu, hanya pihak keluarga saja yang mengetahui kronologi hilangnya Nining.

“Pihak kelurga selama 18 bulan ini tidak pernah merasa kehilangan, ini cukup aneh. Yang pasti, kami minta masyarakat jangan bawa-bawa persoalan ini keranah gaib,” imbaunya.

Selain itu, dokter yang memeriksa kondisi kesehatan warga Kampung Cibunar, Desa Gedepangrango, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi itu tidak menemukan tanda-tanda bekas orang tenggelam.

Nining Sunarsih dibawa ke rumah sakit untuk dirawat. (Radar Sukabumi)

Nining Sunarsih dibawa ke rumah sakit untuk dirawat. (Radar Sukabumi)

Menurut Hamdun, cerita sebenarnya hanya akan diketahui setelah kondisi kesehatan Nining pulih dan bisa diajak bicara.

“Untuk itu, kami minta agar keluarga Nining dapat jujur kepada masyarakat menceritakan apa yang sebenarnya terjadi,” tambahnya.

“Fakta sebenarnya belum bisa kita ketahui, apakah Nining ini dibawa sodara, teman atau siapapun. Karana selama ini, keluarg menyatakan Nining tidak hilang dan bakal kembali pulang. Terlebih, anehnya pakaian yang sama digunakan saat hilang dan kembali pulang,” imbuhnya.

Sosok Nining, lanjut Hamdun, bukan orang baru di matanya. Karena, Nining ini pernah menjadi salah satu bagian stafnya saat dirinya aktif di Kecamatan Kadudampit.

“Kebetulan saya kenal betul Nining ini, yang jelas masyarakat jangan sampai mengarah kepada hal-hal yang mistis. Kami minta saja, pihak keluarga jujur menceritakan apa yang sebenarnya terjadi,” pintanya.

Nining Sunarsih terbaring lemas. (Radar Sukabumi)

Nining Sunarsih bersama keluarganya. (Radar Sukabumi)

Sementara itu, terlepas dari polemik kembalinya Nining, Ketua Umum Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan Dan Anak (P2TP2A), Yani Marwan bakal memberikan pendampingan sikologis terhadapnya. Namun, saat ini dirinya memprioritaskan terlebih dahulu kesehatannya.

“Terlepas dari apa yang diberitakan, Nining kini sudah berkumpul kembali dengan keluarganya. Yang pasti, kami bakal memberikan pendampingan sikologis. Selanjutnya, untuk persoalan penyelidikan menjadi wewenang kepolisian. Saat ini kesehatan Nining paling utama untuk mengungkap fakta sebenarnya,” ujarnya.

Halaman :

Berita Lainnya

Index