Puluhan Siswa Tewas di Sekolah setelah Serangan Bom Bunu Diri

Puluhan Siswa Tewas di Sekolah setelah Serangan Bom Bunu Diri
Ilustrasi

HARIANRIAU.CO - Seorang pelaku bom bunuh diri menyerang pusat pendidikan swasta di sebuah lingkungan Syiah di Kabul pada Rabu (15/8). Serangan keji itu menewaskan 48 remaja dan menyisakan tragedi dan kehancuran.

Dilansir CBC pada Kamis (16/8), pelaku bom bunuh diri tersebut merupakan anggota ISIS yang menyasar komunitas Syiah Afghanistan. Tidak jelas bagaimana pengebom berhasil menyelinap ke dalam gedung yang digunakan oleh komunitas Syiah sebagai pusat pendidikan, di daerah Dasht I Barcha di Kabul.

Seorang juru bicara untuk pelayanan kesehatan masyarakat, Wahid Majroh mengatakan, sebanyak 67 orang terluka dalam peristiwa itu. Jumlah korban tewas terus meningkat setelah serangan. Dia tidak mengatakan bahwa siswa dan guru termasuk di antara korban itu.

Ayah dari siswa berusia 18 tahun, Dawlat Hossain mengatakan, anaknya Fareba telah meninggalkan kelasnya hanya beberapa menit sebelum pengeboman, tetapi masih berada di dalam kompleks. Ia sedang dalam perjalanan untuk menemui putrinya dan mulai berlari ketika dia mendengar ledakan itu.

Hossain menceritakan kepada The Associated Press, ia melihat bagian tubuh manusia di seluruh meja dan bangku siswa ketika memasuki kelas Fareba. “Ada darah di mana-mana, di seluruh ruangan, begitu menakutkan dan mengerikan,” katanya. Setelah mengetahui bahwa putrinya selamat, dia membantu memindahkan yang terluka ke rumah sakit.

Fareba trauma karena banyak teman-temannya terbunuh, tetapi Hossain mengatakan dia beruntung masih hidup. Ledakan itu mulanya memicu tembakan dari penjaga Afghanistan di daerah itu, sehingga menimbulkan asumsi bahwa ada lebih banyak penyerang yang terlibat. Namun para pejabat kemudian mengatakan dari semua indikasi, hanya ada satu pelaku.

Hingga kini belum ada yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Namun anggota Dewan Ulama Syiah Jawad Ghawari menyalahkan ISIS di Irak dan Syria, yang telah melakukan serangan serupa di masa lalu, melakukan bom di masjid, sekolah dan pusat-pusat budaya.

Presiden Afganistan Ashraf Ghani mengutuk serangan teroris yang telah menganiaya dan melukai orang yang tidak bersalah dan anak-anak sekolah. Ia memerintahkan untuk segera dilakukan penyelidikan atas insiden pengeboman itu.

“Dengan menargetkan pusat-pusat pendidikan dan budaya, teroris telah jelas menunjukkan bahwa mereka menentang semua prinsip-prinsip Islam bagi laki-laki dan perempuan untuk belajar dan belajar,” kata Ghani dalam pernyataannya.

Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore mengecam serangan itu. Ia mengatakan, serangan itu sangat menyedihkan. Anak-anak terus menjadi orang yang paling terpukul dalam kekerasan yang sering terjadi di seluruh Afghanistan. “Anak-anak tidak boleh menjadi sasaran kekerasan,” tegasnya seperti dilaporkan pojoksatu.id.

Halaman :

Berita Lainnya

Index