Pria Chile Ini Bikin 11 Pesawat Mendarat Darurat di 3 Negara

Pria Chile Ini Bikin 11 Pesawat Mendarat Darurat di 3 Negara
Franco Sepulveda Robles, 29, pria Chile pembuat ancaman bom palsu yang membuat 11 pesawat komersial mendarat darurat. Foto/REUTERS

HARIANRIAU.CO - Sebanyak 11 pesawat komersial terpaksa mendarat darurat di tiga negara; Chile, Argentina, Peru, setelah mendapat ancaman bom. Pembuat ancaman bom yang terbukti palsu itu telah ditangkap.

Pria yang mengacaukan 11 penerbangan pada hari Kamis itu adalah Franco Sepulveda Robles, 29. Dia merupakan pria asal Antofagasta, Chile.

Menurut polisi, Robles membuat ancaman bom palsu karena dia marah setelah sebuah maskapai penerbangan tidak mengembalikan kopernya.

Robles ditangkap setelah ponsel yang dia gunakan untuk membuat ancaman bom terlacak polisi. Dia telah dibawa ke Ibu Kota Chile, Santiago, untuk memulai proses hukum dan dilarang mendekati bandara mana pun.

Menteri Dalam Negeri Andres Chadwick mengatakan Robles dapat dituntut dengan pelanggaran hukum keamanan, yang membuatnya terancam hukuman penjara hingga lima tahun.

Pengacara tersangka, Ignacio Moya, mengatakan bahwa kliennya menyangkal melakukan panggilan telepon berisi ancaman bom terhadap 11 pesawat komersial.

Namun, kepala polisi setempat; Diego Rojas, mengatakan bahwa penyelidikan awal mengindikasikan Robles bersalah."Bahwa orang ini telah merencanakan (terhadap) penerbangan yang meninggalkan kopernya. Mereka tidak mengembalikan kepadanya, dan karena itu dia kesal dengan perusahaan (maskapai) dan dengan seluruh sistem kontrol lalu lintas udara, sepertinya dia melakukan panggilan (telepon berisi ancaman bom) ini," katanya, seperti dikutip Fox News, Sabtu (18/8/2018).

Beberapa pesawat yang mendapat ancaman terpaksa melakukan pendaratan darurat atau kembali ke bandara asli mereka di Chile, Peru dan Argentina.

Semua pesawat yang mendarat darurat karena mendapat ancaman bom itu adalah pesawat Latam Airlines dan Sky Airlines.

Victor Villalobos Collao, direktur otoritas penerbangan sipil Chile, mengatakan pada Kamis malam bahwa total 11 panggilan telepon berisi ancaman bom telah diterima berbagai penerbangan. Namun, kata dia, tidak ada bahan peledak yang ditemukan.

Jaksa Eduardo Baeza mengatakan Robles membuat ancaman yang memengaruhi 11 penerbangan. Ancaman via ponsel dilakukan terhadap loket tiket, pusat operasi Latam di Kolombia dan otoritas penerbangan sipil.

Rojas menambahkan, satu orang lainnya ditangkap pada hari Kamis di Bandara Internasional Santiago setelah bercanda bahwa dia memiliki alat peledak di bagasi.

"Dia ditangkap segera," kata Rojas. "Didakwa karena lelucon, itu adalah lelucon yang buruk, dan hari ini dia harus menghadapi pengadilan. Kasusnya akan diproses dan dia akan diserahkan ke pengadilan."

Halaman :

Berita Lainnya

Index