180 Keluarga Korea yang Terpisah Perang Akan Kembali Bertemu Setelah 65 Tahun

180 Keluarga Korea yang Terpisah Perang Akan Kembali Bertemu Setelah 65 Tahun
Seorang pria menunjukkan foto almarhum ibu dan saudara-saudaranya yang tinggal di Korea Utara di sebuah hotel tempatnya menunggu di Sokcho, Korea Sela

HARIANRIAU.CO - Sekira 180 keluarga yang terpisah akibat perang Korea 1950-1953 akan kembali bertemu dan bersatu di Korea Utara pada Senin, 20 Agustus. Pertemuan ini merupakan reuni pertama sejak terakhir kali diadakan pada 2015 lalu.

Reuni keluarga yang digelar di resor wisata Kumgang, Korea Utara itu terjadi atas kesepakatan yang dicapai oleh Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in saat mereka bertemu dalam pertemuan tingkat tinggi (KTT) antar Korea April lalu. Peristiwa ini juga dilihat sebagai salah satu sinyal menghangatnya hubungan antara dua Korea yang secara teknis sampai saat ini masih berperang.

Reuters, Senin (20/8/2018) mewartakan, lebih dari 57.000 keluarga penyintas perang dari Korea Selatan telah mendaftarkan diri untuk ambil bagian dalam reuni yang secara total hanya berlangsung selama 11 jam itu. Sebagian besar dari mereka telah berusia lanjut dan merasa reuni kali ini adalah kesempatan terakhir bertemu keluarganya yang terpisah.

“Saya berusia lebih dari 90 tahun jadi saya tidak tahu kapan saya akan mati. Saya sangat senang karena saya terpilih kali ini, saya sangat gembira sekarang, ” kata Moon Hyun-sook, peserta reuni berusia 91 tahun yang menantikan pertemuan dengan adiknya di Korea Utara.

Anggota keluarga dari Korea Selatan tiba di kota perbatasan Sokcho pada Minggu untuk mendapat pengarahan oleh pejabat mengenai reuni dan melakukan pemeriksaan kesehatan yang singkat, sebelum melintasi perbatasan pada hari Senin.

Berdasarkan keterangan dari Kementerian Unifikasi Korea, 93 keluarga dari kedua Korea dijadwalkan hadir dalam pertemuan tiga hari yang dimulai pada Senin. Sementara mulai Kamis, 23 Agustus, 88 keluarga lainnya akan saling bertemu.

Selama bertahun-tahun, Seoul telah meminta diadakannya reuni rutin antara keluarga-keluarga yang terpisah. Namun, hubungan kedua Korea yang rapuh membuat keinginan tersebut sulit terealisasi.

Sekira 132.600 orang terdaftar sebagai keluarga yang terpisah pada akhir Juni lalu. Dari 57.000 penyintas perang yang terdaftar, 41,2 persen telah berusia 80-an tahun sementara 21,4 persen telah menginjak 90-an tahun. Peserta tertua yang ambil bagian dalam reuni kali ini berusia 101 tahun.

Banyak anggota keluarga hadir dengan membawa hadiah untuk kerabat mereka di Korea Utara seperti kaus kaki, pakaian dalam, jaket musim dingin dasar, obat-obatan, pasta gigi, dan makanan. Sementara hadiah-hadiah yang dianggap terlalu mewah kemungkinan tidak akan diperbolehkan dibawa oleh otoritas Pyongyang.

“Saya sudah siapkan untuk dia beberapa obat-obatan rumah tangga termasuk pil pencernaan dan sakit kepala, suplemen nutrisi serta beberapa kebutuhan sehari-hari,” kata Lee Soo-nam, peserta reuni berusia 76 tahun dari Korea Selatan yang terpisah karena perang dengan kakaknya di Korea Utara.

"Dia sangat tua jadi saya benar-benar ingin mengucapkan terima kasih karena telah hidup untuk waktu yang lama," ujar Lee.




Sumber: okezone

Halaman :

Berita Lainnya

Index