Seorang Tentara AS Akui Membantu ISIS

Seorang Tentara AS Akui Membantu ISIS
Tentara Amerika Serikat, Sersan Ikaika Kang, memegang bendera ISIS setelah bersumpah setia kepada kelompok itu di sebuah rumah di Honolulu, 8 Juli 201

HARIANRIAU.CO - Seorang tentara Amerika Serikat (AS) yang berbasis di Hawaii mengaku bersalah karena membantu kelompok Islamic State atau ISIS. Dia mengaku memberikan informasi rahasia militer Washington kepada agen kelompok tersebut.

Tentara itu bahkan mengaku menyedikan pesawat nirawak yang bisa digunakan untuk melacak posisi pasukan Amerika Serikat. Menurut laporan media setempat, tentara itu sudah dinonaktifkan.

Pengakuan bersalah Sersan Ikaika Kang disampaikan kepada hakim pengadilan AS di Honolulu hari Rabu. Dalam persidangan, tentara tersebut diborgol dan mengenakan jumpsuit tahanan warna krem.

Dia berbicara dengan suara yang jelas dan percaya diri ketika dia memberi tahu hakim hakim bahwa dia bersalah atas empat tuduhan dalam dakwaan yang diajukan tahun lalu.

"Yang Mulia, saya memberikan dokumen rahasia yang tidak diklasifikasikan ke Islamic State," kata Kang, seraya menambahkan bahwa dia juga menyediakan pesawat tak berawak.

Dia setuju ketika Asisten Jaksa AS, Ken Sorenson, menggambarkan agen rahasia yang diberikan dukungan informasi militer AS itu adalah bagian dari ISIS.

Menurut Sorenson, Kang memberikan banyak dokumen digital, termasuk informasi sensitif yang mencakup file senjata militer AS dan berbagai manual militer.

"Dilatih sebagai pengontrol lalu lintas udara, Kang juga menyediakan dokumen termasuk tanda panggilan, prosedur misi dan frekuensi radio, semua itu akan sangat membantu ISIS," kata Sorenson, seperti dikutip Fox News, Kamis (30/8/2018).

Dalam salah satu pertemuan dengan agen yang dipercaya Kang adalah bagian dari ISIS, dia bersumpah setia kepada kelompok itu dalam bahasa Arab dan Inggris. Menurut Sorenson, Kang juga mencium bendera ISIS.

Menurut seorang informan, Kang terobsesi dengan video yang menggambarkan eksekusi penggal, pemboman bunuh diri dan kekerasan lainnya yang dilakukan kelompok ISIS. Dia menonton video itu di kamar tidurnya selama berjam-jam setiap hari.

Para agen keamanan AS diberitahu informan tersebut bergerak cepat dengan menempatkan alat pelacak di mobil Kang selama penyelidikan. Hasil penyelidikan itulah yang mengarah pada dakwaan.

Kang mengatakan kepada informan tersebut bahwa jika dia menjadi anggota ISIS, dia akan menjadi pembom bunuh diri dan menyerang Schofield Barracks, pangkalan militer yang luas di luar Honolulu.

Pemerintah AS pertama-tama meminta hakim untuk mengizinkan alat pelacak dipasang di mobil Kang pada Oktober 2016 dan mengajukan beberapa ekstensi setelah izin yang diberikan habis masa berlakunya.

Informan itu mengatakan kepada agen keamanan AS pada tahun 2016 tentang perilaku Kang di kamar tidurnya. Contoh, saat menonton video kekerasan ISIS, Kang tertawa dan menghina para korban. Sedangkan informan tersebut merasa mual.

Informan tersebut dalam pernyataan tertulis mengatakan, Kang mulai meneliti Islam pada tahun 2014. Dia tidak sabar untuk pindah ke Timur Tengah untuk bergabung dengan ISIS. Dia hanya bertahan di militer AS untuk mendapatkan gaji.

sumber: sindonews

Halaman :

Berita Lainnya

Index