Tersandung Masalah Pelecehan Seksual, Bos JD.com Sempat Ditahan Polisi

Tersandung Masalah Pelecehan Seksual, Bos JD.com Sempat Ditahan Polisi
CEO JD.com Richard Liu. (Foto: Reuters/Bobby Yip)

HARIANRIAU.CO - Liu Qiangdong, pendiri JD.com—perusahaan e-commerce terbesar kedua China—ditangkap dan sempat ditahan di Amerika Serikat (AS) atas tuduhan melakukan pelecehan seksual.

Dalam bisnis e-comerce, JD.com merupakan saingan terbesar Alibaba yang didirikan Jack Ma, manusia berharta Rp570 triliun.

Menurut dokumen penjara, Liu Qiangdong, yang juga dikenal sebagai Richard Liu, ditangkap di Minneapolis karena diduga melakukan kejahatan seks.

Menurut dokumen, Liu ditangkap Jumat. Namun, dia dibebaskan pada Sabtu dan kini menunggu tuntutan pidana. Dokumen itu tidak merinci kasus lebih detail, termasuk korban pelecehan seks.

Kepolisian Minneapolis menolak untuk menguraikan tentang penahanan Liu. Juru bicara polisi John Elder juga menolak untuk memberikan rincian tentang di lokasi mana di Minneapolis saat Liu ditangkap atau apa yang dia lakukan pada saat penangkapannya.

Undang-undang di Minneapolis mengadopsi lima kategori tingkatan pelanggaran seksual, mulai dari sentuhan yang tidak diinginkan korban hingga kekerasan yang mengakibatkan cedera. Namun, dokumen penjara tidak merinci tingkat kesalahan yang dituduhkan pada Liu.

Sementara itu, perusahaan Liu, JD.com, mem-posting pernyataan di media sosial China yang mengklaim bahwa Liu telah dituduh secara keliru selama perjalanan bisnis ke AS.

Pernyataan perusahaan mengklaim polisi tidak menemukan bukti kesalahan dan Liu akan melanjutkan perjalanan bisnisnya seperti yang direncanakan.

"Kami akan mengambil tindakan hukum yang diperlukan terhadap pelaporan atau rumor palsu," kata perusahaan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Senin (3/9/2018).

Ini bukan pertama kalinya Liu dituduh terlibat dalam skandal pelecehan seksual. Pada bulan Juli, seorang tamu di pesta di Australia pada tahun 2015 menuduh Liu melakukan serangan seksual.

Liu yang merasa tidak terlibat dalam kesalahan apa pun di acara itu berusaha mencegah insiden itu menjadi konsumsi publik. Namun, upayanya tidak berhasil. (Sindonews)

Halaman :

Berita Lainnya

Index