PBB: Putin dan Erdogan Harus Cegah Pertumpahan Darah di Idlib

PBB: Putin dan Erdogan Harus Cegah Pertumpahan Darah di Idlib
Ilustrasi/SINDOnews/Ian

HARIANRIAU.CO - Suriah dapat terhindar dari pertempuran paling berdarah. Itu terjadi jika Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan mendesak menyelesaikan situasi di wilayah yang dikuasai pemberontak Idlib. 

Hal itu dikatakan oleh utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura. Dikatakan de Mistura, pembicaraan antara Rusia dan Turki memegang kunci untuk menghindari serangan di wilayah 2,9 juta orang. Namun enam laporan serangan udara pada hari Selasa menunjukkan pembicaraan Ankara tidak berjalan baik.

Menurut de Mistura, laporan media mengatakan pemerintah Suriah mungkin menunggu hingga 10 September sebelum meluncurkan serangan, membuat pertemuan puncak yang akan diadakan antara Rusia, Turki dan Iran pada Jumat menjadi "penting."

"Jika benar, rumor yang kami dengar - ada rencana untuk benar-benar mulai bergerak dan meningkatkan eskalasi militer pada tanggal 10, waktunya adalah esensi," kata de Mistura seperti dikutip dari Reuters, Rabu (5/9/2018).

De Mistura mengajukan permohonan melalui media kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan Tayyip Erdogan dari Turki.

"Panggilan telepon antara kalian berdua akan membuat perbedaan besar," ujarnya.

"Karena itu kami meminta lebih banyak waktu diberikan untuk negosiasi terutama antara Rusia dan Turki, yang merupakan pemangku kepentingan utama dan terus menurut saya kunci untuk solusi lunak," tambahnya.

De Mistura juga menyerukan rute evakuasi sipil yang dilindungi untuk memungkinkan penduduk Idlib meninggalkan kota secara sukarela, didampingi oleh personel Amerika Serikat (AS).

Presiden AS Donald Trump memperingatkan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan sekutunya Iran serta Rusia pada hari Senin untuk tidak "sembrono menyerang" Idlib. Ia memperingatkan bahwa ratusan ribu orang bisa terbunuh.

Baca: Trump Peringatkan Suriah Cs Tidak Sembrono Menyerang Idlib

De Mistura, mencatat bahwa tweet Trump menggunakan kata "kemanusiaan" dua kali, mengatakan ia telah mengirim pesan yang benar.

Pejabat tinggi militer AS memperingatkan pada hari Selasa bahwa serangan militer besar-besaran Suriah di Idlib akan mengarah pada bencana kemanusiaan dan sebaliknya merekomendasikan operasi yang lebih sempit yang disesuaikan terhadap militan di sana.

"Memang ada diplomasi kemanusiaan dan politik yang kuat sekarang di sekitar Idlib," kata Jan Egeland, penasihat kemanusiaan de Mistura.

“Dan jika berhasil, kita akan memiliki ratusan ribu jiwa yang luput. Jika gagal di hari-hari dan jam-jam berikutnya kita bisa melihat pertempuran yang lebih kejam daripada pertempuran sebelumnya dalam perang paling kejam dari generasi kita ini,” tambahnya. (Sindonews)

Halaman :

Berita Lainnya

Index