Pasca-Serangan Israel, Rumah Sakit Indonesia di Gaza Mulai Normal

Pasca-Serangan Israel, Rumah Sakit Indonesia di Gaza Mulai Normal
Rumah Sakit Indonesia di Gaza terdampak serangan Israel. (Foto: Twitter Palestine Video)

HARIANRIAU.CO - Situasi Rumah Sakit Indonesia di Bayt Lahiya yang mengalami kerusakan akibat serangan udara Israel ke Jalur Gaza berangsur normal. Pasien yang sempat diungsikan sudah dikembalikan ke kamar masing-masing.

Kantor berita Reuters melaporkan, militer Israel menyebut mereka melancarkan serangan terhadap sejumlah sasaran di Jalur Gaza pada Sabtu 27 Oktober 2018 menjelang fajar untuk membalas serangan roket militan Hamas ke wilayah Israel yang merupakan serangan terbesar kelompok Palestina itu sejak Agustus.

"Tidak ada korban dalam serangan udara Israel ini, namun kerusakan materi sangat besar melihat jumlah roket yang diluncurkan mencapai 100 roket lebih," kata Muhammad Hussein, seorang relawan Indonesia di Gaza, kepada Ging Ginanjar dari BBC Indonesia.

(Foto: Mer-C)

Setelah gencatan senjata antara Hamas dan Israel pada pukul 11:40 (16:40 WIB), yang ditengahi Mesir, keadaan di RS Indonesia berangsur normal.

"Sebagian pasien yang sempat dievakuasi ke koridor koridor untuk diamankan, sudah kembali ke tempat pembaringan awal," kata Muhammad Hussein.

Dalam peristiwa Jumat, sehari sebelumnya, empat warga Palestina tewas.

Muhammad Hussein, yang baru mengecek keadaan di rumah sakit itu mengatakan, kerusakan cukup parah.

"Beberapa jendela pecah, beberapa ruangan atap nya hanucur dan roboh," katanya.

Di media sosial beredar sejumlah foto dan video yang menunjukkan kerusakan-kerusakan itu, dan kepanikan yang dialami pasien dan staf rumah sakit.

Dalam siaran pers Medical Emergency Rescue Committe (MER-C), sebuah lembaga Islam untuk bantuan kesehatan dan bencana, setidaknya lima roket jatuh tidak jauh dari lokasi RS Indonesia.

"Dentuman keras kelima roket tersebut menyebabkan guncangan keras di area sekitar, bahkan mengakibatkan kerusakan di beberapa bagian RS Indonesia," tulis MER-C.

Ruangan yang mengalami kerusakan di antaranya ruangan kantor administrasi, toilet, koridor, ICU, dan lainnya," kata Reza Aldilla Kurniawan, relawan MER-C di Gaza, dalam siaran pers itu.

Saat serangan terjadi, Reza sedang berada di dalam bangunan Wisma Rakyat Indonesia yang terletak di belakang RS Indonesia. "Guncangan besar sekali, debu-debu jatuh dari atap. Saya langsung keluar dari wisma dan melihat kondisi Rumah Sakit Indonesia mengalami kerusakan di beberapa bagian," ungkapnya.

Pasien-pasien kemudian dipindahkan dan ditempatkan di lorong-lorong yang lebih aman, dan baru sesudah gencatan senjata tercapai, mereka dikembalikan ke kamar masing-masing.

Rumah Sakit Indonesia yang telah beroperasi sejak 2012 didirikan oleh sejumlah lembaga solidaritas Indonesia untuk Palestina, dengan dana sumbangan masyarakat Indonesia.

(Foto: Twitter Palestine Video)

Di pihak lain, militer Israel menyebut, pesawat-pesawat tempur mereka meluncurkan rudal ke 80 sasaran, termasuk bangunan empat lantai yang digunakan sebagai markas besar Hamas, sebagai balasan atas serangan setidaknya 30 roket ke Israel yang diluncurkan dari wilayah Gaza.

Mereka menuding kelompok Hamas adalah pihak yang bertanggung jawab atas apa pun yang terjadi di Gaza, lapor Reuters.

Sejauh ini belum ada pernyataan apa pun dari Hamas.

Di kota-kota Israel yang berbatasan dengan Gaza, sirine menyala sepanjang malam, dan penduduk berlindung di bunker-bunder anti bom. Sejumlah roket Palestina ditembak jatuh saat masih meluncur.

Kekerasan terakhir ini meletus menyusul terbunuhnya empat warga Palestina oleh serdadu Israel pada hari Jumat, dalam aksi protes mingguan di sepanjang perbatasan Gaza-Israel.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sudah 213 warga Gaza tewas dalam sejak demonstrasi mingguan di perbatasan dijalankan sejak Maret 2018. Sementara seorang serdadu Israel tewas oleh penembak jitu Palestina.

Halaman :

Berita Lainnya

Index