Putrinya jadi Korban Lion Air, Nuke: Anakku, Sayangku, Cantiknya!

Putrinya jadi Korban Lion Air, Nuke: Anakku, Sayangku, Cantiknya!
Nuke membawa dan memandang foto putrinya

HARIANRIAU.CO - Nuke Sari Dewi tidak pernah menyangka kalau permintaan sang anak untuk tidur bersamanya merupakan momen terakhir antara dirinya dan sang putri.

Ibunda dari Puspita Eka Putri, korban dari kecelakaan pesawat Lion Air JT 610, terlihat membawa sebuah potret diri dari Putri, sapaan akrab sang anak, sembari dirinya menunggu informasi dari forensik di depan gedung sentra visum dan medikolegal RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Sambil membawa dan memandang foto tersebut, Nuke mengatakan betapa cantik anak gadisnya tersebut di hadapan awak media. Meski begitu ia masih mampu menunjukkan ketegaran hatinya dengan mengungkapkan kalau Putri hanya lah titipan dari Tuhan untuknya dan keluarga.

“Anakku, sayangku, cantiknya. Anakku cuma titipan, Allah yang punya,” ujar Nuke, Selasa (30/10/2018).

Nuke mengaku anak ketiga dari empat bersaudara ini menyukai dunia kecantikan, terlebih di bidang kosmetik. Putri diketahui berprofesi sebagai Makeup Artist (MUA). Pada Senin (29/10/2018) lalu Putri hendak berangkat ke Pangkal Pinang guna melaksanakan tugas di sana.

Nuke mengungkapkan kalau sempat meminta sang anak agar tidak berangkat ke Pangkal Pinang, sebab, sebelumnya dara berusia 24 tahun ini baru usai melaksanakan pameran di Kemayoran. Ia khawatir Putri akan kelelahan, mengingat anaknya termasuk tipikal yang mudah kelelahan.

“Makanya saya bilang kalau capek ga usah. Kemarin abis ada expo di Kemayoran dua hari, saya bilang istirahat dulu. Tapi karena dia seneng dia bilang ya udah mama gapapa aku berangkat,” katanya.

Namun siapa sangka, keberangkatan Putri ke Pangkal Pinang itu berakhir naas seperti ini. Nuke menceritakan tidak seperti biasanya, Putri berangkat ke luar kota sendirian, bahkan tanpa diantar ke bandara. Padahal biasanya kata Nuke, pergi ke kampus saja, gadis yang baru berulangtahun pada 26 Oktober lalu ini kerap kali ditemani oleh sang ibunda.

“Ya kita biasanya selalu jalan ramai-ramai. Kuliah aja dijemput ditungguin gitu kan,” tambah Nuke.

Tetapi hari itu, Putri berangkat menuju Bandara sendirian. Bahkan salah satu teman dekatnya, hanya mengantar sampai ke halte bus Damri saja. Ketika ada informasi pesawat Lion Air JT 610 hilang kontak, teman yang mengantarkan Putri menjadi orang pertama yang memberik kabar kepada Nuke.

“Dari temennya yang nganter dia ke bandara. ‘Mama cepetan liat berita, itu pesawat yang putri naikin lost contac.’ Udah pas itu mama langsung bilang ke semua keluarga tolong dicariin data ini mama udah ga kuat liat tv,” tutur Nuke sambil menahan tangisnya.

Ia pun mengaku tidak memiliki firasat apapun. Hanya saja sebelum berangkat ke Pangkal Pinang menumpang pesawat naas ini, Putri sempat manja dan minta satu permintaan ke sang ibunda tercinta.

“Cuma tanda-tanda itu doang. ‘Mama bobo bareng aku dong’. Kalau orang Jawa bilang dikelonin ya, ‘Mama aku nempel dong’, udah kayak anak kecil,” kenang sang mama.

Masih diliputi kesedihan, Nuke mengaku tiap masuk ke dalam kamar sang putri, ia merasakan dadanya begitu sesak. “Ya Allah mama masuk kamar dia mau nangis,” ungkapnya.

Meski begitu ia mengembalikkan semuanya kepada Tuhan sebagai pencipta. Menurutnya, anak merupakan titipan Tuhan, ia pun hanya bisa berharap bagi gadis yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Pancasila angkatan 2012 ini.

“Mohon doanya semua, agar Putri ditemukan dalam keadaan sebaik-baiknya,” harap Nuke dikutip harianriau dari laman poskotanews.com.

Halaman :

#Lion Air Jatuh

Index

Berita Lainnya

Index