Tiga Kekesalan Keluarga Korban soal Penanganan Jatuhnya Lion Air

Tiga Kekesalan Keluarga Korban soal Penanganan Jatuhnya Lion Air
Keluarga korban Lion Air JT 610 doa bersama saat konferensi pers proses evakuasi Lion Air JT 610 di Hotel Ibis, Jakarta, Senin (5/11/2018). (Foto: Fan

HARIANRIAU.CO - Forum pertemuan keluarga korban Lion Air JT-610 dengan KNKT, Basarnas, hingga Kemenhub berlangsung dengan perasaan campur aduk. Pertemuan yang berlangsung sekitar 3 jam tersebut berlangsung penuh haru dan emosi.

Keluarga korban pesawat nahas tersebut mempertanyakan anggota keluarga yang belum ditemukan hingga saat ini. Secara keseluruhan perwakilan-perwakilan keluarga ini juga menyampaikan kekesalan mereka terhadap Lion Air. Berikut sejumlah kekesalan keluarga korban terkait penanganan jatuhnya Lion Air.

1. Sebut Rusdi Kirana Gagal dan Lion Air Tak Berempati

Dirut Lion Air, Rusdi Kirana, Edward Sirait, konferensi pers proses evakuasi Lion Air JT 610

Dirut Lion Air Group Edward Sirait (tengah), Pendiri dan pemilik Lion Air Rusdi Kirana (kanan) dalam konferensi pers proses evakuasi Lion Air JT-610 di Hotel Ibis, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)

Pertemuan tersebut dihadiri oleh beberapa pimpinan Lion Air Group. Di antaranya pendiri Lion Air Rusdi Kirana, Direktur Utama (Dirut) Lion Air Group Edward Sirait, dan juga Daniel Putut selaku Direktur Operasional Lion Air.

Saat tanya jawab, keluarga korban mengungkapkan kekesalan mereka khususnya kepada pihak Lion Air atas buruknya manajemen dan penanganan setelah kecelakaan terjadi.

“Untuk Lion Air khususnya bagi Rusdi Kirana saya anggap gagal. Maaf, tapi saya ingin perhatian pada bapak dan tim, ini kejadian ke berapa kali,”ujar salah satu keluarga korban, Senin (5/5) di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur.

Selama masa pendampingan dan proses identifikasi, ayah dari penumpang bermanifest 122 ini menyebut pihak Lion justru berbelit-belit dan terkesan tak empati pada keluarga korban.

“Ada crisis center, namun faktanya Lion tak pernah hubungi saya, kalau soal uang, uang itu kewajiban Lion. Kami ini perlu dirangkul tapi tidak ada, baik itu telepon. Tidak ada empati sekali lagi dari Lion,” tambahnya dengan nada bicara meninggi.

2. Keluhkan Pelayanan Tim Forensik Polri

M Syaugi, Konferensi pers proses evakuasi Lion Air JT 610

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi menangis dalam konferensi pers proses evakuasi Lion Air JT 610. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)

Selain meluapkan kekesalan kepada Lion Ai, keluarga korban mengaku kecewa dengan pelayanan tim forensik yang mengidentifikasi jenazah.

Salah satu anak dari korban kecewa para petugas kurang koordinasi dalam menyampaikan informasi kepasa keluarga.

“Selama saya melengkapi data-data ayah saya, pegawai di sana masih bingung jika ditanya khususnya sidik jari. Saya kesal diminta sidik jari asli baik di ijazah dan paspor dan pihak keluarga kami sudah mendatangkan data kami dan malah petugasnya cuman foto maksudnya apa,” ujar pria asal Medan tersebut.

Ia pun berharap ayahnya segera ditemukan baik dalam keadaan utuh ataupun tidak.

“Kami mohon dengan hormat penumpang JT- 610 mohon segera kembali ke kami dan teridentifikasi itu harapan kami. Mohon dengan hormat,” ucap dia.

3. Minta Lion Air Diberi Penalti

Dirut Lion Air, Rusdi Kirana, Edward Sirait, konferensi pers proses evakuasi Lion Air JT 610

Dirut Lion Air Group Edward Sirait (kiri), Pendiri dan pemilik Lion Air Rusdi Kirana (kanan) dalam konferensi pers proses evakuasi Lion Air JT-610 di Hotel Ibis, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)

Keluarga korban juga menilai manajamen Lion Air sering lalai. Di depan Menhub, keluarga mengatakan Lion Air sudah layak untuk mendapatkan sanksi.

“Hendaknya pemerintah, dan KNKT sedang melakukan penyelidikan, ada batas waktunya itu ada aturan bapak, seharusnya mereka sudah kena penalti,” ujar salah satu keluarga korban.

Hal ini diperkuat lagi setelah adanya informasi bahwasanya pesawat tersebut sudah mengalami masalah saat hendak melakukan penerbangan dari Bali menuju Jakarta.

Kendati demikian, emosi para keluarga tidak memuncak hingga terjadi keributan. Pada pertemuan tersebut Kepala Basarnas M Syaugi dan Ketua KNKT juga tampak menangis saat menjawab pertanyaan keluarga korban.

Syaugi mengatakan, dengan sekuat tenaga ia dengan Tim Gabungan akan berusaha mencari korban.

“Kami memahami bahwa kami bukan manusia super, bukan manusia sempurna. Kami tetap berusaha sekuat tenaga, dengan apa yang kami miliki, kami yakin bisa evekuasi seluruh korban," ucap M Syaugi terbata-bata dalam pertemuan di Hotel Ibis Sentral Cawang, Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, Senin (5/11). (Kumparan)

 

Halaman :

#Lion Air Jatuh

Index

Berita Lainnya

Index