Senjata Pemberontak Papua Dipasok dari Ambon dan Filipina

Senjata Pemberontak Papua Dipasok dari Ambon dan Filipina

HARIANRIAU.CO - Teka-teki siapa pemasok senjata untuk pemberontak di Papua mulai mendapat titik terang. Senjata modern itu digunaan untuk membantai belasan pekerja Trans-Papua dan prajurit TNI serta Brimob.

Polda Papua mengaku kesulitan menghadang pasokan senjata ke kelompok yang dipimpin Egianus Kogoya tersebut. Faktor kerasnya alam menjadi hambatan utama.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol A.M. Kamal menuturkan, senjata yang digunakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) itu dipasok dari luar negeri dan dalam negeri.

Kamal mengatakan, sebagian senjata yang digunakan KKB berasal Filipina. Sebagiannya lagi dari dalam negeri seperti Ambon.

”Kalau dari lokal itu senjata itu biasanya bekas daerah konflik,” kata Kamal, seperti dilansir Jawa Pos (grup pojoksatu.id), Minggu (9/12/2018).

Kamal juga menuturkan senjata-senjata itu bisa berada di tangan pemberontak karena ada banyak jalur tikus di Papua. Karena itu polri berusaha keras untuk menyekatnya dengan patroli berkala.

”Tapi, yang menjadi masalah adalah kondisi geografis dan kerasnya alam Papua,” paparnya.

Lautan luas dengan kondisi alam hutan pegunungan membuat KKB mudah menyelundupkan senjata. Dia menuturkan, dana yang dimiliki KKB untuk mendatangkan senjata-senjata itu juga belum diketahui asalnya.

”Kalau nanti tertangkap pasti bisa diketahui,” paparnya.

Dikutip harianriau.co dari laman spojoksatu.id,  terkait penyelamatan dan evakuasi lima pekerja yang belum ditemukan, Kamal mengatakan, bahwa operasi pencarian masih berlangsung.

”Kemungkinan tiga orang dieksekusi dan dua lainnya memisahkan diri dari kelompok yang telah ditemukan,” paparnya.

Seperti diketahui pada tahun 2016 lalu, aparat gabungan TNI/Polri menangkap tiga orang pemasok amunisi kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKBB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) di wilayah Puncak Jaya, Papua, pimpinan Militer Murib. Salah satu pelaku adalah anggota Polri bernama Bripda Said Selepole.

Bripda Said Selepola mempunyai Nomor Registrasi Pokok (NRP) 96040461 (Jab Ba Dalmas Res Jayawijaya). Dua warga sipil yakni Atius Wenda (49 thn) dan Hengki Tabuni (21 thn) juga ikut terlibat dalam pemasokan amunisi ini.

Ketiganya ditangkap pada Minggu (7/2/2016) pukul 11.10 WIT di Belakang Baliem Kotek Jln. Thamrin Distrik Wamena Kabupaten Jayawijaya.

Dari tangan pelaku disita amunisi AK 4 butir, amunisi revolver 1 butir, amunisi A2 sabhara 2 butir, amunisi SS1 10 butir, amunisi M16 7 butir, 2 tas noken berwarna biru dan hijau, 1 kaos kaki hitam, 1 cas hp dan 1 power bank, HP Samsung lipat warna hitam, 1 ATM merah putih, 2 kunci dan 1 korek gas warna kuning.

Halaman :

Berita Lainnya

Index