Terjadi Setelah Seseorang Mati Ditinjau Secara Ilmiah

Terjadi Setelah Seseorang Mati Ditinjau Secara Ilmiah
ilustrasi

HARIANRIAU.CO - Agama-agama yang berbeda di seluruh dunia masing-masing mengklaim memahami apa yang terjadi pada seseorang setelah ia mati. Namun demikian, para ilmuwan memiliki pendapat yang berbeda. Mereka memiliki penjelasan tersendiri mengenai apa yang terjadi di dalam dan pada tubuh kita pada saat kematian dan setelahnya.

Bagi dokter, kematian klinis terjadi ketika jantung mengalami penghentian atau tidak berdetak lagi, yang dapat terjadi dari berbagai penyebab misalnya karena kecelakaan mobil hingga penyakit yang mematikan. Akibatnya, kebanyakan dari kita mati karena serangan jantung.

Jantung berhenti berdetak, memotong aliran darah, dan dengan demikian pula menghentikan aliran oksigen, ke otak. Berikutnya adalah kematian biologis, karena otak, organ lain, dan sel berhenti berfungsi karena kekurangan oksigen. Namun, sebelum mencapai titik itu, di pertemuan antara kematian klinis dan biologis, dokter masih memiliki sedikit kesempatan memulai detak jantung lagi, sehingga mencegah kematian, atau kerusakan otak yang tidak dapat dipulihkan akibat kekurangan oksigen.

Berkat penelitian selama beberapa dekade terakhir, dokter sekarang dapat menghidupkan kembali orang-orang yang jantungnya telah berhenti berdetak selama dua jam, tanpa kerusakan otak. Sam Parnia, yang mempelajari resusitasi jantung di Universitas Negeri New York di Stony Brook, mengatakan dokter sekarang tahu bahwa beberapa sel, termasuk sel otak, dapat berfungsi tanpa oksigen untuk jangka waktu lebih lama daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Setelah henti jantung, kata Parnia, orang memasuki “zona abu-abu, tempat kematian dapat dibalik.” Kuncinya adalah mendinginkan tubuh sekitar tujuh derajat secepat mungkin, sehingga dokter dapat memulai proses resusitasi. Pekerjaan Parnia telah meyakinkannya bahwa bahkan setelah henti jantung menyebabkan otak mati, kesadaran seseorang dapat tetap utuh hingga beberapa jam, meskipun dalam apa yang Parnia sebut sebagai keadaan berhibernasi.

Fakta itu dapat menjelaskan “pengalaman hampir mati” (NDE) yang dilaporkan beberapa pasien. Tetapi setelah beberapa jam itu, sebagian besar peneliti percaya, kesadaran menghilang, karena, seperti yang dikatakan ilmuwan Richard Dawkins, otak menciptakan kesadaran. Tanpa otak yang berfungsi, tidak ada kesadaran. Namun, tidak semua ilmuwan sepakat dengan pandangan ini.

Robert Lanza percaya bahwa fisika kuantum memungkinkan adanya kemungkinan bahwa kesadaran manusia terpisah dari otak, dan kesadaran itu berlanjut setelah tubuh mati. Ruang dan waktu bukanlah realitas eksternal, ia berpendapat, tetapi produk dari kesadaran kita.

Dunia, pada kenyataannya, tidak memiliki ruang atau waktu, dan “kematian tidak ada di dunia yang abadi dan tanpa ruang.”. Apa pun agama yang mengajarkan tentang kehidupan setelah kematian, jelas ilmu pengetahuan masih berusaha untuk memecahkan misteri apa yang terjadi setelah kita mati. . David Wilde, seorang ilmuwan penelitian Inggris yang mempelajari NDE mengatakan pada tahun 2014, “Kami masih sangat gelap (belum memiliki penjelasan pasti) tentang apa yang terjadi ketika seseorang mati”.

Sumber : jegulo.com

Halaman :

Berita Lainnya

Index