Museum Karya Seorang Arsitek Terbaik Akan Dibuka di Qatar

Museum Karya Seorang Arsitek Terbaik Akan Dibuka di Qatar
Museum Karya Seorang Arsitek Terbaik Akan Dibuka di Qatar

HARIANRIAU.CO - Qatar kerap identik dengan wisata mewah dan penuh hura-hura. Namun, saat ini Anda bisa merasakan sensasi wisata museum terbaru di sini. Di tepi Doha Corniche, Museum Nasional Qatar yang populer disebut Desert Rose seluas 40.000 meter persegi (m2) segera dibuka pada akhir Maret ini.

Dikutip harianriau.co dari laman sindonews.com, Museum ini terinspirasi dari fenomena alami ketika klaster kristal terbentuk di bawah kondisi gersang dan berpasir di gurun Qatar. Bangunan ini adalah pencapaian arsitektur yang luar biasa. Atapnya terdiri dari 76.000 panel yang dipasangkan secara sempurna dalam semacam potongan cakram.

Dikutip CNN, setelah tertunda lebih dari dua tahun, museum ini akhirnya selesai dikerjakan dan menjadi ikon arsitektur baru di sepanjang pantai Doha yang sudah spektakuler. Dirancang arsitek pemenang hadiah Pritzker, Jean Nouvel, yang juga membangun Gedung Louvre Abu Dhabi, bangunan bernilai USD434 juta ini merupakan susunan cakram melengkung yang luas, sudut kantilever, dengan persimpangan yang mengejutkan.

Bangunan museum ini seperti mengawinkan antara masa lalu dan masa kini. Di cangkang futuristik ini, Anda bisa melihat titik atau pusat perhatian utama museum, yakni istana baru Syekh Abdullah bin Jassim Al Thani, putra pendiri Qatar modern.

Sejarah Panjang Qatar

Disajikan dalam 11 galeri, museum ini adalah perjalanan sepanjang 1,5 km yang menghadirkan tiga bab sejarah Qatar, yakni awal, kehidupan di Qatar, dan membangun bangsa. Negara yang berukuran hanya sedikit lebih kecil daripada negara bagian Amerika Serikat (AS), Connecticut, ini memiliki sejarah yang lebih besar dari yang Anda kira.

Evolusinya dimulai sekitar 700 juta tahun lalu ketika semenanjung mulai terbentuk. Selama berabad-abad, sebagian darinya terkurung daratan dan sebagian lainnya berada di bawah air, sebelum akhirnya muncul Qatar seperti yang dikenal sekarang. Anda juga bisa menjelajah waktu ke abad 19 saat Qatar mencapai posisi khusus dalam peta perdagangan Inggris. 

Zubarah di pantai utara adalah tempat persinggahan yang ideal dalam perjalanan ke koloni India di Inggris. Saat ini situs warisan dunia UNESCO di Benteng Zubarah yang sekarang ditinggalkan memberikan wawasan tentang kehidupan orang-orang Qatar pada abad-abad yang lalu. Ibu kota Qatar, Doha, adalah salah satu kota paling modern di dunia. Namun, reruntuhan kuno Kota Zubarah yang dulunya kuat menunjukkan sisi berbeda dari negara itu.

Mutiara dan Emas Hitam

Industri mutiara menopang kehidupan banyak warga Zubarah, kebanyakan Bedouins dan Hadar. Museum baru ini pun ikut merayakan tradisi maritim Qatar yang panjang dengan pameran yang menggunakan kayu dhow buatan tangan yang dulunya begitu terkenal untuk memancing dan berdagang.

Pengunjung juga bisa melihat Karpet Mutiara Baroda abad ke-19 yang disulam dengan lebih dari 1,5 juta mutiara teluk dan dihiasi zamrud, berlian, dan safir. Nasib negara ini berubah ketika pertama kali menemukan minyak pada 1939, kemudian muncullah gas alam pada 1970-an. Pada 1995, segalanya benar-benar mulai membaik. 

Saat itulah Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani merebut kekuasaan dan mengubah negara itu menjadi kekuatan ekonomi seperti sekarang. Museum ini menggunakan potongan-potongan dari seniman lokal dan internasional, baik yang terkenal maupun yang baru muncul, untuk menceritakan kisah Qatar kepada dunia.

Nantinya Anda bisa menikmati karya seniman Qatar Ali Hassan di pintu masuk publik lantai dasar, karya seniman dan pelindung seni Qatar Sheikh Hassan bin Mohammed bin Ali Al Thani di pintu masuk galeri, dan patung karya seniman Irak Ahmed Al Bahrani di ruang luar yang dikenal sebagai Howsh atau Caravanserai. Rangkaian seniman dari berbagai belahan dunia menceritakan kisah Qatar melalui sudut pandang mereka sendiri.

Anda bisa menikmati semua hal di museum dengan video, klip audio, dan teknik “sentuhan”. Selain itu, Anda bisa merasakan aroma kopi Doha yang sangat terkenal, kayu oud yang populer dan manis, serta minyak dan bubuk mesiu. Seniman Prancis, Jean Michel-Othoniel, juga telah membuat instalmen khusus untuk museum, yakni Cosmos. 

Jika Anda datang melalui Bandara Internasional Hamad, bisa melihat karya seni spesial ini. Dia juga menjanjikan sesuatu yang sama mengesankannya, yakni 114 air mancur individu yang diatur dalam laguna. Nantinya aliran air ini dirancang untuk membangkitkan aliran cair kaligrafi Arab.

Kemudian, di taman museum akan ada patung yang dibuat seniman Suriah, Simone Fattal, Gates of the Sea, yang terinspirasi petroglif yang ditemukan di Al Jassasiya di Qatar.

Halaman :

Berita Lainnya

Index