Foto Leluhurnya sebagai Budak Dieksploitasi, Wanita AS Gugat Harvard

Foto Leluhurnya sebagai Budak Dieksploitasi, Wanita AS Gugat Harvard
Contoh foto "Papa" Renty dan putrinya Delia, diambil pada 1850, yang menjadi materi gugatan terhadap Universitas Harvard. (FOTO: AFP)

HARIANRIAU.CO - Seorang perempuan Amerika Serikat (AS) menggugat Universitas Harvard atas tuduhan eksploitasi terhadap foto nenek moyangnya. Perempuan itu mengaku sebagai keturunan dari budak yang difoto pada 1850 oleh seorang profesor rasis di Harvard tersebut.

Tamara Lanier, perempuan asal Connecticut, mengajukan gugatan di negara bagian Massachusetts atas foto-foto yang diambil di Carolina Selatan. Foto itu menggambarkan seorang budak pria dan putrinya, yang hanya dikenal dengan nama pertama mereka: Renty dan Delia.

Foto-foto itu dianggap sebagai foto-foto budak AS yang paling awal diketahui secara luas. Foto-foto itu kini berada di sebuah museum di universitas dekat Boston.

Renty dan Delia diminta oleh ilmuwan Harvard asal Swiss-Amerika bernama Louis Agassiz, seorang ahli teori supremasi kulit putih, untuk berpose telanjang.

"Mereka dipaksa untuk berpose telanjang, tanpa persetujuan, martabat, atau kompensasi," kata Lanier, seperti dilaporkan AFP, Kamis (21/3/2019).

"Hal itu dilakukan saat profesor berusaha membuktikan inferioritas biologis yang melekat pada orang kulit hitam," kata Lanier, dalam gugatan itu.

Dikutip harianriau.co dari laman inews.id, tuduhan itu muncul di saat beberapa universitas AS mengakui bahwa dalam beberapa tahun terakhir mereka memiliki kaitan dengan perbudakan.

"Harvard tidak pernah memperhitungkan babak tidak masuk akal dalam sejarahnya, apalagi menebusnya," tuduh Lanier.

Dia juga menuduh universitas itu berupaya menghapus sejarah foto tersebut, mengeksploitasi dua perempuan demi gengsi dan keuntungan, serta mengecam penggunaan foto Renty pada sampul buku antropologi yang diterbitkan pada 2017 seharga 40 dolar AS tersebut.

Lanier menuntut Harvard antara lain untuk segera menyerahkan foto-foto itu kepadanya dan mengakui bahwa dia adalah garis keturunan dari objek di foto tersebtu.

"Dan mengakui terlibat dalam melanggengkan dan membenarkan perbudakan, serta dan membayar ganti rugi yang tidak ditentukan."

Hingga saat ini Harvard menolak mengomentari gugatan tersebut.

Halaman :

Berita Lainnya

Index