Astaga!!! Selisih Hitung Kertas Suara, Ketua KPPS Tusuk Perut Sendiri

Astaga!!! Selisih Hitung Kertas Suara, Ketua KPPS Tusuk Perut Sendiri
Subali (42), Ketua KPPS 07 Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Korban tengah menjalani perawatan medis di RS Panti Nirmala, Kot

HARIANRIAU.CO - Seorang ketua KPPS di Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, nekat menusuk perutnya dengan golok. 

Beruntung aksi korban diketahui dan segera dilarikan ke rumah sakit.

Korban adalah Subali (42), Ketua KPPS 07 Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Korban tengah menjalani perawatan medis di RS Panti Nirmala, Kota Malang.

Peristiwa terjadi pagi hari tadi, saat korban berada di dalam rumahnya kawasan Lesanpuro Gang II. Sebilah golok yang menjadi koleksi korban diambil dan kemudian ditusukan ke perutnya berulang kali.

"Kejadiannya tadi pagi di rumah korban, anak tetangga yang mengetahui langsung teriak dan mengundang kehadiran warga. Bagian perutnya ditusuk pakai senjata tajam yang merupakan koleksi korban sendiri," ujar Kapolsek Kedungkandang Kompol Suko Wahyudi ditemui detikcom di kantor Kecamatan Kedungkandang Jalan Mayjen Sungkono, Sabtu (20/4/2019), sore dilansir dari detik.com.

Menurut Suko, tim medis sedang mempersiapkan operasi terhadap luka yang dialami korban. Sejauh ini, kondisi korban masih dalam penanganan intensif. "Akan dilakukan operasi," tutur Suko.

Lantas apa yang menyebabkan korban nekat melukai dirinya? Suko masih belum dapat memastikannya. Karena saat kejadian, korban berada di dalam rumah seorang diri. Dan juga senjata tajam diambil karena inisiatif sendiri.

"Sempat saya tanya di rumah sakit tadi. Senjata tajam koleksi dia (korban). Dan sengaja ditusukan ke perutnya, untuk apa ? Yang pastinya ingin mengakhiri hidupnya," ungkap Suko menceritakan.

Dikatakan, korban merupakan aparatur sipil negara (ASN) yang bertugas di bagian rumah tangga rektorat Universitas Brawijaya. Seharinya korban juga menjabat sebagai Ketua RT 08 Kelurahan Lesanpuro.

"Pada pemilu kemarin, korban mendapat mandat sebagai Ketua KPPS 07. Semua proses dari pencoblosan sampai penghitungan sudah dilakukan oleh korban, tidak ada masalah sebenarnya," papar Suko dilansir dari detik.com.

Aksi nekat Subali menjadi teka-teki aparat kepolisian. Apakah karena menjadi ketua KPPS membawa dampak terhadap korban,hingga nekat melukai diri sendiri?

 Motif di balik aksi nekat Subali, Ketua KPPS 07 Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, yang menusuk perutnya sendiri masih misteri. Namun ada dugaan, korban stres setelah ada selisih surat suara. Benarkah demikian?

"Informasi begitu, korban mikir terus soal adanya selisih surat suara. Padahal tidak ada masalah, hanya korban saja terbawa dan terus memikirkan itu," ujar Kapolsek Kedungkandang Kota Malang Kompol Suko Wahyudi ditemui detikcom disela pengamanan penghitungan suara di kantor Kecamatan Kedungkandang Jalan Mayjen Sungkono, Kota Malang, Sabtu (20/4/2019).

Dikatakan, kegelisihan korban mulai saat proses penghitungan di TPS. Setelah semua selesai, korban tetap saja memikirkan hal yang sebenarnya tidak pernah terjadi.

"Sampai istrinya bilang, tidak usah dipikirkan. Kan prosesnya telah berlalu. Dikatakan pada surat suara DPD dan DPRD kota ada selisih empat atau tiga suara saja, tetapi yang sebenarnya tidak ada," tutur Suko Wahyudi.

Kegelisihan Subali semakin menapaki puncaknya pada pagi hari tadi. Ketika istrinya sedang mengikuti peringatan Hari Kartini, Subali yang diam sendiri di dalam rumah, mendadak mengambil golok koleksi pribadinya.

Senjara tajam itu kemudian ditusukan ke bagian perutnya sebanyak dua kali. Darah keluar dari luka yang dialami, seorang anak kecil tak sengaja masuk ke dalam rumah mengetahui kejadian itu dan berteriak memanggil warga.

"Yang tahu pertama anak kecil, anak tetangga korban yang tinggal di Lesanpuro gang 2. Warga kemudian datang untuk melihat apa yang terjadi. Tahu korban terluka segera dibawa ke rumah sakit," cerita Suko.

Korban kini tengah dalam perawatan intensif di RS Panti Nirmala. Latar belakang dari aksi nekatnya masih belum diketahui dengan pasti. 

"Korban sudah ada di rumah sakit. Sekarang kita fokus pengamanan penghitungan di tingkat PPK (kecamatan), kemungkinan akan memakan waktu lama, karena ada 12 kelurahan untuk wilayah Kecamatan Kedungkandang," tutup Suko.

Sementara Komisioner KPU Kota Malang Ashari Husein juga mengaku, baru akan bertolak menjenguk korban di rumah sakit. Tujuannya pertama melihat kondisi korban dan mengungkap motif dibalik aksi nekatnya.

"Kami belum tahu pasti apa persoalannya, rencana kami baru akan ke rumah sakit untuk menjenguk korban," tegas Ashari terpisah.  

Halaman :

Berita Lainnya

Index