HARIANRIAU.CO - Gaji Rp3,3 juta sudah cukup lumayan bagi sebagian orang. Namun, tidak bagi pria berusia 32 tahun ini. Pria ini bekerja sebagai tenaga marketing kartu kredit. Ini pekerjaan yang tidak mudah. Butuh perjuangan ekstra untuk meyakinkan orang.
Sudah begitu, tenaga marketing kartu kredit biasanya diberi gaji pokok yang rendah. Perusahaan menantang mereka untuk menjual lebih banyak agar bisa mendapatkan komisi tinggi.
Banyak tenaga penjualan bekerja ekstra keras untuk mencapai kuota yang ditargetkan. Kondisi ini membuat mereka rawan stres.
Sayangnya, stres ini dapat berkontribusi pada perkembangan kecemasan, depresi dan kecenderungan bunuh diri pada orang muda.
Stres ini, jika tidak diatasi, dapat menyebabkan konsekuensi serius, seperti yang dilaporkan China Press.
Seorang pria dilaporkan bunuh diri di apartemennya di Cheras setelah menghadapi tekanan keuangan yang parah.
Menurut laporan itu, dikatakan bahwa lelaki itu, yang merupakan penduduk asli Bentong, Pahang, telah stres karena masalah keuangan yang dia alami.
Seorang temannya mengatakan bahwa almarhum telah bekerja di industri hiburan selama bertahun-tahun sebelum bergabung dengan perusahaannya saat ini sebagai penjual kartu kredit.
"Gaji pokoknya (almarhum) hanya sekitar RM1.000 (sekitar Rp3,3 juta) dan dia harus membayar sewa, biaya transportasi, dan pengeluaran lainnya. Apa yang dia hasilkan tidak cukup," katanya.
Almarhum ditemukan mengenakan hanya celana pendek merah oleh seorang penjaga keamanan. Dia melompat dari gedung apartemennya dan mendarat di tenda parkir mobil.
Dikatakan bahwa keluarga almarhum telah menentang gagasan dia bekerja sebagai penjual kartu kredit karena upah rendah dan dia pindah dari rumah keluarga sebagai akibat dari hubungan mereka yang tegang.
Dia juga ingin menjadi pemandu wisata dan mengikuti kursus dengan biro perjalanan sebelum kematiannya sebelum waktunya.
sumber: rakyatku.com | ragil
.jpeg)
