Punya Pacar Virtual Jadi Tren bagi Wanita Jomblo di China

Punya Pacar Virtual Jadi Tren bagi Wanita Jomblo di China
Ilustrasi (Foto : Freepik)

HARIANRIAU.CO - Entah sudah tidak betah lama menjadi jomblo atau mencari sensasi, kini muncul tren pacaran virtual. Seseorang memilih memiliki pacar virtual untuk menjalin asmara tanpa harus bertatap muka.

Hal tersebut sedang menjadi di tren di China. Banyak kaum jomblo di China yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengobrol dengan pacar virtual. Layaknya seorang pasangan, mereka berkencan mesra di media jejaring sosial lewat chatting, video chat, dan telepon. Tetapi belum pernah bertatap wajah secara langsung sebelumnya.

Dilansir dari South China Morning Post, hal ini biasanya berawal dari pria yang menawarkan dirinya untuk dibayar menjadi pacar virtual. Kencan online ini terjadi karena si wanita yang jomblo butuh teman curhat dan kasih sayang.

Layanan pacar online ini disediakan oleh aplikasi pesan yang hanya ada di China, yaitu WeChat dan situs e-commerce Taobao. Contoh jomblo yang menggunakan aplikasi ini adalah wanita berusia 19 tahun, seorang mahasiswa kedokteran di China. 

Dia menghabiskan lebih dari 1.000 yuan atau setara hampir Rp2 juta untuk berkencan dengan pacar virtual. Sang pacar virtual akan menemaninya lewat chat dan video chat secara ramah serta perhatian dari matahari terbit sampai tenggelam.

“Jika seseorang bersedia menemaniku dan kencan, dengan senang hati aku akan mengeluarkan uang,” kata Robin pengguna jasa pacar virtual yang tidak bersedia menyebut nama lengkapnya.

Ada seorang klien datang dengan berbagai kebutuhan, seperti menginginkan perhatian lebih dan memiliki permintaan yang lebih romantis. Aplikasi ini menetapkan tarif untuk layanan bagi wanita jomblo mulai dari beberapa yuan untuk setengah jam, hingga ribuan yuan untuk sepanjang bulan.

Sementara itu, Chris KK Tan, Profesor dari Nanjing University mengatakan, berkencan online dengan pria yang dibayar merupakan fenomena unik di kalangan wanita China. Pilihan berkencan dengan pacar virtual menjadi populer di kalangan wanita China kelas menengah.

"Umumnya mereka fokus pada karier tanpa berencana menikah atau berkeluarga. Fenomena ini juga menjadi ladang uang bagi para pria yang bersedia menjadi pacar virtual wanita lajang di China," ungkap Tan.

Dengan peningkatan situasi ekonomi China, semakin sedikit wanita yang memilih untuk menikah. Badan Biro Nasional China menyebutkan, angka pernikahan di China pada lima tahun terakhir telah menurun tajam. Tahun lalu angka pernikahan sebesar 7.2 dari seribu orang.

Sekalipun secara materi semakin membaik, namun kehidupan wanita kota di China membuat mereka terisolasi, “Membayar pacar virtual dianggap sebagai peluang mereka untuk bereksperimen dengan cinta dan hubungan,” pungkas Tan.


sumber: okezone.com

Halaman :

#Viral

Index

Berita Lainnya

Index