Unggahan Menyentuh Putri Djoko Judodjoko, Dokter yang Gugur dalam Perjuangan Lawan COVID-19

Unggahan Menyentuh Putri Djoko Judodjoko, Dokter yang Gugur dalam Perjuangan Lawan COVID-19
dr Djoko | Istimewa

HARIANRIAU.CO -  COVID-19 yang saat ini telah menjadi pandemi tak pilih-pilih korban. Penyakit yang berasal dari virus SARS-CoV-2 itu bisa menjangkiti siapa saja, termasuk dari kalangan tenaga medis yang punya keilmuan mumpuni soal kesehatan.

Dikutip harianriau.co dari laman akurat.co, pada Sabtu (21/3), seorang tenaga medis senior yang turut menangani COVID-19, Djoko Judodjoko dilaporkan wafat akibat terpapar Virus Corona tersebut. Dokter spesialis bedah asal Bogor tersebut diduga tertular Virus Corona dari pasien. Mengikuti anjuran pihak berwenang, usai dinyatakan meninggal pada Sabtu siang, jenazah Djoko pun langsung dikuburkan pada sore harinya.

Meski menyisakan duka, namun kepergian sang dokter ini diiringi dengan doa dari masyarakat. Banyak yang mengelu-elukan jasanya dalam menangani para pasien COVID-19. Tak sedikit pula yang menyebutnya sebagai pahlawan.

Sementara itu putri almarhum, Yuana Ruotsalainen, turut memberikan pernyataan terkait wafatnya sang ayah. Melalui grup Facebook Regina Pacis Bogor, Yuana mengaku bangga pada sang ayah dengan menyebutnya mati syahid dan mati sebagai pahlawan.  

"I am proud to call him my father, he died as a hero, he died mati shahid in moslem way in the world that facing the war with COVID-19, he was one of God's soldiers who was sent to save people.

My father did not give up taking care of his patients until the last of his breath, he knew the risk when he took care of his patients.

Selamat jalan Papa tersayang, we love you so much, you left love and kindness in everyone's heart whom have known you and whom were helped and took care by you.

You are the best father I ever have. You took care mom and your children with unconditional love. Rest in peace my beloved father. You will always live in my heart," tulisnya disertai emoticon hati dan memberikan ciuman.

Screenshot


Berikut terjemahannya:

Saya bangga memanggilnya ayah saya, dia mati sebagai pahlawan, dia mati syahid dengan cara muslim, di dunia yang menghadapi perang dengan COVID-19, dia adalah salah satu prajurit Tuhan yang diutus untuk menyelamatkan manusia.

Ayah saya tidak menyerah merawat pasiennya sampai napas terakhir, dia tahu risikonya ketika dia merawat pasiennya.

Selamat jalan Papa tersayang, kami sangat mencintaimu, kau meninggalkan cinta dan kebaikan dalam hati semua orang yang telah mengenalmu dan yang telah ditolong dan dirawat olehmu.

Engkau adalah ayah terbaik yang pernah saya miliki. Engkau merawat ibu dan anak-anakmu dengan cinta tanpa syarat. Beristirahatlah dalam damai ayah tercinta. Engkau akan selalu hidup di hatiku.

BACA: Lawan COVID-19, 4.500 Pensiunan Dokter dan Perawat Kembali Bertugas

Dokter Handoko Gunawan Akui Situasi Buruk saat Ditelepon Ganjar Pranowo

Halaman :

Berita Lainnya

Index