Cerita Calon Penumpang Sriwijaya Air SJ182, Selamat Gara-gara Rapid Test Mahal Rp2,6 Juta

Cerita Calon Penumpang Sriwijaya Air SJ182, Selamat Gara-gara Rapid Test Mahal Rp2,6 Juta
Paulus Yulius Kollo dan Indra Wibowo, batal jadi penumpang Sriwijaya Air karena tarif rapid test yang mahal. Foto Antara

HARIANRIAU.CO - Paulus Yulius Kollo dan Indra Wibowo tak henti-hentinya mengucap syukur karena urung jadi penumpang Sriwijaya Air SJ182.

Apalagi, keduanya sudah terdaftar dalam manifes pesawat yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1) kemarin.

Namun keduanya ‘diselamatkan’ oleh biaya mahal rapid test yang disyaratkan.

“Kami berdua harusnya berada di pesawat Sriwijaya Air, tetapi batal karena biaya tes usap yang mahal,” ujar Paulus di Pontianak kepada Antara, Selasa (12/1/2021).

Paulus mengungkap, untuk hasil rapid test tiga hari dikenakan biaya Rp1,3 juta.

Sedangkan untuk biaya rapid test yang bisa diketahui dalam waktu enam jam, harus ditebus dua kali lipatnya.

“Sehingga pihak perusahaan menyuruh kami memilih naik KM Lawit yang kebetulan Jumat sore (8/1) itu juga berangkat,” bebernya.

Warga Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Aceh Tenggara itu berangkat dari Jakarta ke Pontianak.

Selama dalam perjalanan, telepon seluler keduanya sama sekali tak mendapat sinyal.

Sehingga, keduanya tak mengetahui bahwa pesawat yang sedianya mereka tumpangi itu mengalami kecelakaan.

Berita itu baru diketahui setelah kapal mendekati Pontianak.

“Ketika KM Lawit berada di muara sungai dekat Pontianak saya dapat notifikasi telepon dari orang tua di Kupang,” ungkapnya.

Karena khawatir, Paulus pun langsung menghubungi keluarganya di Kupang.

“Dari situlah baru saya tahu bahwa pesawat yang harusnya saya tumpangi itu mengalami kecelakaan,” bebernya.

Diakui Paulus, ia dan rekannya itu memang terdaftar dalam manifes penumpang Sriwijaya Air SJ182.

Sebab, keduanya memang tidak membatalkan tiket pada maskapai.

“Kami sebenarnya berenam, empat langsung berangkat ke Pontianak, sementara saya sama Indra tertahan karena hanya mencantumkan tes antigen,” tuturnya.

“Sementara Pemprov Kalbar mengharuskan tes usap, sehingga jadwal penerbangan diubah menjadi 9 Januari 2021, karena biaya tes usap mahal, maka pihak kantor menyarankan kami menggunakan KM Lawit yang berangkat, Jumat sore (8/1),” tandasnya.

Halaman :

#Sriwijaya Air

Index

Berita Lainnya

Index