HARIANRIAU.CO - Buya Yahya jelaskan tentang hukum suami menggunakan mahar yang telah diberikan kepada istri.
Tidak jarang dijumpai di masyarakat adanya anggapan bahwa suami dilarang untuk menggunakan mahar.
Biasanya dengan alasan bahwa mahar itu adalah pemberian sehingga tidak boleh digunakan oleh pemberinya.
Lantas, benarkah hal tersebut menurut Buya Yahya?
Dilansir PortalJember.com dari unggahan kanal YouTube Al-Bahjah TV, yang diunggah pada 1 Juli 2020, berikut penjelasan Buya Yahya tentang hukum suami menggunakan mahar.
Bolehkah suami menggunakan mahar?
Untuk menjawab pertanyaan ini, Buya Yahya terlebih dahulu menjelaskan tentang hakikat mahar.
Mahar ini sebenarnya miliki siapa?
"Mahar yang diberikan suami memang milik anda (istri)," jelas Buya Yahya.
Oleh karena mahar milik istri, maka Buya Yahya menyebutkan bahwa sang istri bebas dalam hal penggunaannya.
"Kalau sudah milik anda terserah, anda jual, anda pakai," kata Buya Yahya.
Namun, yang sering terjadi di masyarakat adalah sang suami juga memakai mahar tersebut yang kebetulan berupa barang yang bisa dipakai bersama.
Misalnya, mahar berupa sajadah atau peralatan masak yang juga bisa dipakai suami.
Benarkah suami tidak boleh menggunakan mahar?
"Kalau ada yang mengatakan tidak boleh, ya itu tidak benar," jelas Buya Yahya.
Menurut Buya Yahya, mahar bebas digunakan istri, termasuk memberikannya kepada suami juga boleh.
"Anda berikan suami juga boleh kok, ndak ada larangan semacam itu," kata Buya Yahya.
Kesalahpahaman ini menurut Buya Yahya biasanya berasal dari obrolan dapur yang menganggap apa yang sudah diberikan tidak boleh dipakai oleh pemberinya.
Jika istri mengizinkan suaminya memakai mahar, justru bisa menjadi pahala bagi istri.
"Boleh, dapat pahala," jelas Buya Yahya.
Berdasarkan penjelasan Buya Yahya, maka boleh bagi istri memberi kepada siapa pun, termasuk suami serta mahar tersebut boleh dipakai bersama.
Wallahu a’lam.***
sumber portaljember
.jpeg)
