Selanjutnya, imbuh Abdul Muhari, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar berkoodinasi dengan aparat kecamatan setempat. Kemudian, bersama warga untuk melakukan pendataan pada area terdampak.
"BPBD Kabupaten Kampar sampai saat ini masih melakukan penyelidikan penyebab kebakaran," bebernya.
Sementara itu, berdasarkan kajian inaRISK, Kabupaten Kampar memiliki potensi bahaya karhutla pada tingkat sedang hingga tinggi yang berdampak pada 21 kecamatan.
Sedangkan, Sistem Informasi Sipongi menunjukkan adanya satu titik panas atau hot spot, yang terpantau satelit dengan tingkat kepercayaan tinggi, di wilayah Kabupaten Kampar pada hari Senin (18/7).
Menyikapi potensi karhutla yang setiap tahun terjadi di wilayah Indonesia, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
Dalam konteks pencegahan, kerja sama dengan berbagai pihak sangat dibutuhkan sejak dini. Pelibatan satuan tugas gabungan, baik dari pemerintah, TNI, Polri, masyarakat dan dunia usaha dalam rangka mencegah dan penanggulangan karhutla.