Berantem dengan Pasangan? Coba Ingat Kembali, Betapa Beratnya Makna Kalimat Qobiltu

Berantem dengan Pasangan? Coba Ingat Kembali, Betapa Beratnya Makna Kalimat Qobiltu
Ilustrasi

PEKANBARU - Tatkala sepasang suami dan istri cekcok lalu salah satu di antaranya kalap dan meninggalkan rumah, seharusnya selalu mengingat makna kalimat ijab kabul dahulu.

“SAYA terima nikahnya … binti… dengan mas kawin … dibayar tunai.” Singkat, padat dan jelas. Tapi tahukah makna “perjanjian atau ikrar” tersebut? Itu yang tersurat. Tetapi apa pula yang tersirat?

“Maka aku tanggung dosa-dosanya si dia (perempuan yang ia jadikan istri) dari ayah dan ibunya. “Dosa apa saja yang telah dia lakukan. Dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan sholat. Semua yang berhubungan dengan si dia aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yang menanggung. Serta akan aku tanggung semua dosa calon anak-anakku”.

Sekiranya aku gagal dan aku lepas tangan dalam menunaikan tanggung jawab, maka aku fasik, dan aku tahu bahwa nerakalah tempatku kerana akhirnya isteri dan anak-anakku yg akan menarik ku masuk ke dalam Neraka Jahanam dan Malaikat Malik akan melibas ku hingga pecah hancur badanku.

Akad nikah ini bukan saja perjanjian aku dengan istri dan orang tua istri, tetapi ini adalah perjanjian kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Jika aku gagal (suami), maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk neraka. Aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku.”

Duhai para istri, begitu beratnya pengorbanan suamimu terhadapmu. Karena saat ijab terucap, Arsy-Nya berguncang karena beratnya perjanjian yang dibuat olehnya di depan Allah, dengan disaksikan para malaikat dan manusia. (Harianamanah)

Halaman :

Berita Lainnya

Index