Setelah Nabung Puluhan Tahun, Penjual Es Ini dan Istri Naik Haji

Setelah Nabung Puluhan Tahun, Penjual Es Ini dan Istri Naik Haji
Paiman (www.jateng.kemenag.go.id)

Penghasilan pas-pasan tak menghalangi Paiman Karso Wiyono untuk berhaji.

Tahun ini, kakek berusia 70 tahun asal Keloran, Selogiri, Wonogiri, Jawa Tengah, yang sehari-hari bekerja sebagai penjual es keliling itu berangkat ke Tanah Suci.

Paiman sudah puluhan tahun berjualan es keliling. Calon jamaah haji yang tergabung dalam kloter 35 SOC ini mengumpulkan ongkos berhaji selama puluhan tahun dari hasil berjualan es keliling, mulai memikul dagangannya, ganti gerobak dorong, sampai terakhir menggunakan sepeda motor.

Dia mengaku, mendaftar haji bukanlah perkara mudah. Untuk mendapatkan jatah kursi saja, Paiman beserta istri harus punya uang puluhan juta. Beruntung, dia sudah menyisihkan sebagian pendapatannya selama puluhan tahun. Begitu tabungan cukup, dia mantapkan diri mendaftar sebagai calon jemaah haji.

Menurut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Wonogiri, Subadi, ibadah haji sejatinya adalah panggilan. " Tidak peduli seseorang kaya atau miskin. Saat panggilan itu tiba, semua akan terjadi," tutur Subadi, sebagaimana dikutip Dreamdari laman www.jateng.kemenag.go.id, Selasa 8 Agustus 2017.

Selain itu, ukuran ibadah haji bukanlah karena kekayaan. Jika ukurannya kekayaan, maka seluruh orang kaya sudah melaksanakan rukun Islam ke lima ini. Tapi faktanya banyak orang kaya yang belum menunaikan haji. 

Halaman :

Berita Lainnya

Index