Misteri Ratusan Buaya Raksasa Penyerang Manusia di Teluk Belengkong, Katanya Berasal dari...

Misteri Ratusan Buaya Raksasa Penyerang Manusia di Teluk Belengkong, Katanya Berasal dari...
Puluhan ekor buaya yang sempat ditangkap warga teluk Belengkong beberapa waktu lalu.

HARIANRIAU.CO - Sedang asyik duduk di tepi kanal, Tulus (40) buruh harian lepas PT RSUP, Teluk Belengkong Indragiri Hilir diterkam buaya, Sabtu (27/1/2018). Tubuhnya ditemukan warga sudah dalam kondisi tidak bernyawa hanya 5 meter dari lokasi awal dia diterkam penghuni parit kanal yang mengerikan itu.

Kasus tewasnya Tulus kembali menguak misteri kekejaman satwa beringas perairan itu, khususnya bagi warga Teluk Belengkong. 

Bagi warga, perairan Teluk Belengkong memang mengerikan. Tapi, itu beberapa tahun lalu, ketika Suwarso, 46 tahun, warga Dusun II, Kecamatan Teluk Belengkong, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau diserang seekor buaya di kanal SP 3, Desa Hibrida Jaya.

Tak ingin kehilangan nyawa, Suwarso pun menyerang balik buaya yang menggigit kakinya menggunakan arit. 

Buaya itu pun semakin ganas dan menarik tubuh Suwarso ke dalam kanal. 

Upaya penyelamatan terakhir pun akhirnya dilakukan Suwarso. Dia menebas kaki kirinya hingga putus.

Predator raksasa yang disebutkan Suwarso punya panjang sekitar 3 meter tersebut akhirnya membawa lari potongan kaki tersebut, sementara tubuh Suwarso akhirnya berhasil diselamatkan warga yang menemukannya dengan kaki penuh luka. 

Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (8/1/2016) lalu. 

Ternyata, Kejadian buaya yang menyerang warga di Kecamatan Teluk Belengkong bukan hanya sekali itu saja terjadi. Bahkan, sudah sering.

Setidaknya, ada tiga kasus buayaa menyerang manusia di daerah tersebut.  

Pada 25 Desember 2015, Sumini (37) warga Desa Rotan Semelur, Belengkong disambar buaya saat hendak berwudhu. Jasadnya ditemukan sudah tidak bernyawa. 

Sebelum kasus Sumini diterkam buaya, Dua bulan sebelumnya, kejadian serupa juga terjadi di Desa Sumber Jaya, Kecamatan Teluk Belengkong. 

Buaya menyerang warga dengan mengigit kaki sebelah kiri. Untuk korban selamat dan hanya saja mengalami luka robek.

Pasca kasus penyerangan buaya terhadap Suwarso, warga Teluk belengkong pun akhirnya melakukan ritual penangkapan buaya secara besar-besaran di SP 1 Desa Hibrida Mulya, Kecamatan Teluk Belengkong. 

Warga merasa terancam dengan keberadaan puluhan ekor buaya yang meneror warganya, termasuk anak-anak mereka. 



Apalagi, parit atau kanal merupakan salah satu sarana trnasportasi utama yang digunakan untuk mengangkut hasil bumi dan perkebunan, termasuk untuk memberangkatkan anak-anak mereka ke sekolah.

Sebuah fakta menarik diperoleh dari ritual penangkapan buaya yang melibatkan sejumlah pawang tersebut. 

Dalam dua minggu, warga berhasil menangkap tak kurang dari 40 ekor buaya. 

Mulai dari buaya indukan dengan panjang mencapai 5 meter, hingga buaya dengan ukuran kecil (anakan). 

Suwarso, salah seorang warga yang selamat dari serangan buaya di kanal Teluk Belengkong setelah menebas kakinya sendiri.

Halaman :

Berita Lainnya

Index