Masker Scuba Tidak Disarankan Digunakan, Ini Alasannya

Kamis, 17 September 2020 | 14:37:00 WIB
ilustrasi/int

HARIANRIAU.CO - Masker Scuba salah satu masker yang paling banyak digunakan masyarakat umum karena mudah didapat dan harganya juga murah. Sayangnya masker scuba tidak disarankan untuk digunakan di tempat fasilitas umum seperti kereta api.

Belum lama ini, PT Kereta Commuter Indonesia (PT. KCI) mengeluarkan himbauan untuk tidak menggunakan masker scuba atau buff di dalam kereta rel listrik.

Alasannya, menurut Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, melansir dari Kompas.com, larangan penggunaan masker scuba dan buff di dalam commuterine karena masker scuba dan buff kurang efektif menangkal virus corona.

Menurut Wiku, masker scuba atau buff merupakan masker dengan satu lapisan saja dan terlalu tipis sehingga kemungkinan untuk tembus lebih besar.

Masker scuba atau buff juga mudah ditarik ke leher sehingga menggunakannya tidak efektif sebagai pencegahan.

Dia menambahkan, masker menjadi alat penting dalam mencegah penularan virus corona sehingga masyarakat perlu memakai masker yang berkualitas seperti masker bedah dan masker kain tiga lapis.

Masker kain katun tiga lapis mempunyai tingkat ketahanan dari penularan virus corona sebesar 70 persen, lebih efektif dari masker scuba yang hanya satu kain.

Untuk menambah ketahanan proteksi, dianjurkan memasukkan tisu yang dilipat tiga bagian di dalam masker kain.

Masker Scuba Tidak Efektif Cegah Penularan Virus

Peneliti Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI, Dr. Eng Muhammad Nasri menjelaskan dasar pengujian kinerja utama masker ada tiga tahapan yakni : Uji filtrasi bakteri, uji filtrasi particulate, uji permebilitas udara.

Dr. Eng mengungkapkan bahwa masker kain berbahan lentur seperti scuba, saat digunakan akan terjadi perenggangan bahan sehingga kerapatan dan pori kain membesar dan membuka sehingga permeabilitas udara menjadi tinggi.

Ini akan membuat peluang masuknya virus menembus masker akan semakin besar.

Menurut Peneliti di Pusat Penelitian Biomaterial LIPI, Dian Burhani, S.Si, M.T, salah satu faktor yang menentukan efektivitas masker untuk mencegah penyebaran virus corona adalah ukuran pori material bahan.

"Virus corona ini kan ditularkan melalui droplet. Agar bisa efektif memang ukuran pori bahan masker harus lebih kecil dari ukuran droplet," kata Dian, seperti melansir dari Kompas.com, 16 September 2020.

Katanya lagi,  jika dibandingkan dengan masker N95 yang porinya 14 mikron, masker berbahan scuba mempunyai pori yang lebih besar, sekitar 30-40 mikron.

Masker scuba diragukan efektivitasnya selain ukuran porinya yang lebih besar juga bahannya hanya satu lapis

Memakai masker satu lapis, droplet bisa menempel pada bagian luar masker dan lama kelamaan meresap masuk melalui pori masker yang kemudian mengenai mulut dan hidung.

Itu sebabnya masker scuba disarankan tidak digunakan karena tidak efektif dan hanya satu lapis tidak mampu memberikan fungsi perlindungan dari droplet virus corona.


sumber: terkini

Terkini