Seorang Pria Alami Patah Penis Vertikal Akibat Hubungan Seks, Perama di Dunia

Jumat, 02 Juli 2021 | 09:06:29 WIB
ilustrasi

HARIANRIAU.CO - Dokter di Inggris menghadapi kasus langka, dan mungkin pertama di dunia, yaitu seorang pria mengalami patah penis secara vertikal akibat hubungan seks.

Daily Mail memberitakan pria pemilik penis itu mengatakan kelaminnya menekuk pada perineum, area antara anus dan kelamin, sebelum robek tiba sentimeter terbuka di bagian dasar.

Dokter tidak menyebutkan bagaimana dia berhubungan seks, tapi patah penis paling sering dipicu oleh posisi doggy style dan man on top.

Tidak ada tulang di penis, tapi patah biasanya terjadi ketika penis pria lepas dari pasangannya dan tiba-tiba bengkok, yang dapat menyebabkan pembengkakan menyakitkan.

Petugas medis yang merawat pasien, yang diyakini berasal dari York, mengungkapkan kisah ini dalam laporan medis di British Medical Journal.

Menurut mereka, semua retak penis yang tercatat sebelumnya terjadi secara horisontal. Namun dalam kasus ini, tunica albuginea -- lapisan pelindung di sekitar jaringan ereksi yang memompa darah ke area ini -- terbelah.

 

Mengutip keterangan pasien, dokter mengatakan tidak ada suara apa pun terdengar saat seperti terjadi saat patah tulang horisontal. Namun penis pasien secara bertahap membengkak akibat cedera.

Enam bulan setelah perawatan, dokter mengatakan pria itu masih bisa ereksi dengan kualitas sama seperti sebelum cedera. Tidak ada lengkungan penis yang bertahan lama, atau jaringan parut yang teraba.

Para ahli urologi mengatakan 88,5 persen patah penis terjadi saat berhubungan seks. Studi 20 tahun lalu menemukan doggy style dan man on top adalah posisi paling sering disalahkan.

Pria berusia 40 tahun paling mungkin mengalami patah penis. Catatan medis menyebutkan 71 persen kasus dialami pria berusia 40 tahun.

Asosiasi Ahli Bedah Urologi Inggris merekomendasikan operasi pada penis retak dalam 24 jam untuk mengurangi risiko jangka panjang, seperti disfungsi ereksi.

Retak penis terjadi ketika pelengkap mengalami trauma benda tajam dan tumpul, yang dapat terjadi selama hubungan seks yang kuat atau masturbasi.

Sejak 1924, 1.600 kasus retak penis di seluruh dunia, atau 16 kasus per tahun. Peneliti mencatat dalam 50 persen kasus, suara retak mengerikan dapat terdengar. Empar dari lima korban kehilangan ereksi.

Mereka yang mengalami trauma karena penis patah seringkali mengalami disfungsi ereksi dan seks menyakitkan seumur hidup. Darah mengalir ke corpora cavernosa sepanjang penis, dan membuatnya sulit saat ereksi. (reqnews.com)

Terkini