Susah Payah Pergi Haji Tapi tak Dapat Pahala Gara-gara Perbuatan Sepele Ini

Susah Payah Pergi Haji Tapi tak Dapat Pahala Gara-gara Perbuatan Sepele Ini
Ilustrasi

NARSISME dan selfie sudah menjadi fenomena di era media sosial. Narsisme yang makna asalnya "perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan" mendorong orang memposting apa saja yang sekiranya bakal mengundang "pujian" (like & comment) orang lain. Ironisnya, sikap narsis ini mulai merusak ibadah umat Islam.

Ulama terkemuka seperti Syaikh Abdul Razzaq Al-Badr, dan Syaikh Fauzan mengkritik para jamaah haji masa kini yang melakukan foto-foto diri untuk dipasang di jejaring social atau yang dikenal dengan sebutan selfie.

Selfie secara harafiah seringkali diartikan sebagai aktivitas memotret diri sendiri atau narsisme. Jika ditelusuri lebih dalam, pengertian ‘Selfie’ menurut referensi pustakawan Britania adalah “sebuah pengambilan foto diri sendiri melalui smartphone atau webcam yang kemudian diunggah ke situs web media sosial.”

Perbuatan itu dipandang mengandung unsur pamer atau bahkan riya’, yang kalau sampai pada taraf itu maka sangat membahayakan bagi pelakunya. Karena riya’ itu termasuk dosa besar, syirik kecil yang menghancurkan pahala amal. Sedangkan ibadah haji itu seharusnya hanya untuk Allah Ta’ala.

Allah berfirman: Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umrah karena Allah…. dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya. (QS Al-Baqarah: 196).

Ketika Rasulullah SAW tiba di miqat, beliau bersabda: “Allah memerintahkan ibadah haji dilakukan tanpa riya’ dan tidak dipublikasikan kepada publik. ‘

Ulama terkemuka Sheikh Saleh Al-Fauzan menegaskan mengambil gambar ketika berada di dalam Masjidil Haram adalah perbuatan yang tidak bisa diterima.

Padahal, Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya yang paling ditakutkan dari apa yang saya takutkan menimpa kalian adalah asy syirkul ashghar (syirik kecil), maka para shahabat bertanya, apa yang dimaksud dengan asy syirkul ashghar? Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Ar Riya’.” (HR. Ahmad dari shahabat Mahmud bin Labid no. 27742).

Hal inilah yang harus diwaspadai oleh para jemaah haji jika memang ingin mendapatkan pahala yang besar seperti yang dijanjikan Allah. Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang datang ke Baitullah (untuk haji) lalu tidak berkata kotor dan tidak menyalahi aturan Allah, maka dia kembali sebagaimana baru terlahir dari rahim ibunya.” (H.R.Muslim).

Di situlah letaknya, kenapa sampai ulama terkemuka pun angkat bicara untuk mengingatkan haji sedunia masalah selfie dalam berhaji ini. Karena selfie dalam berhaji dapat merusak amal sekaligus menjerumusan pelakunya ke arah mengikuti langkah-langkah syaitan. Sedangkan syaitan tidak akan menunjuki kecuali jalan ke neraka. Itulah persoalan pokoknya.

Halaman :

Berita Lainnya

Index