PILU... Tinggal Tulang dan Kulit, 10 Tahun Remaja Ini Menderita Gizi Buruk

PILU... Tinggal Tulang dan Kulit, 10 Tahun Remaja Ini Menderita Gizi Buruk
Sulaiman alias Komeng, warga Kupang Dusun Tamapalalo, Desa Tamatto, Kecamatan Ujung Loe, Sulawesi Selatan menderita gizi buruk sejak umur 5 tahun.

HARIANRIAU.CO - Siapa pun yang melihat kondisi remaja asal Sulawesi Selatan ini pasti akan teriba-iba. Betapa tidak, diusia 15 tahun tubuhnya sangat kurus, saking kurusnya hanya tinggal tulang dan kulit.

Remaja malang itu bernama Sulaiman alias Komeng. Warga Kupang Dusun Tamapalalo, Desa Tamatto, Kecamatan Ujung Loe, Sulawesi Selatan itu menderita gizi buruk sejak umur 5 tahun.

Komeng sebetulnya lahir di Malaysia 1 Juli 2002, karena sang ibu jadi TKI di Malaysia dan sudah menikah di negeri jiran itu. Tapi ia dibesarkan dan tinggal bersama bapaknya Nompo yang sehari-harinya menjadi buruh tani.

Nompo terkesan menutupi penyakit anaknya, setiap ia keluar rumah dirinya mengunci rumah dari luar. Nompo juga tidak pernah membawa Komeng ke puskesmas untuk diobati atau dirawat.

Menurut informasi, Komeng memiliki dua kakak tiri (se-ayah) Jumaking dan Asniar yang tinggal di panti asuhan. Komeng baru ketahuan sakit setelah kakak Komeng, Asniar curhat ke kakak pembina panti asuhan, untuk pergi melihat kondisi bapaknya dan adiknya yang sakit itu.

Pembina panti itu pun berkunjung rumah Nompo, namun baru kunjungan yang ketiga kalinya ia dipersilahkan masuk ke dalam rumah, itupun setelah mengaku disuruh Asniar melihat langsung kondisi Komeng.

Saat ini Komeng sudah dirawat di IGD RSUD H Andi Sulthan Daeng Radja setelah diantar oleh Kepala Puskesmas Palangisang dr. Andi Ardina Nur menggunakan ambulans, Minggu (26/11).

Tidak mudah membawa Komeng ke rumah sakit, karena bapak Nompo tidak mau membawanya. Hampir satu jam dibujuk dan diberi jaminan perawatan, barulah Nompo luluh untuk dibawa anaknya ke RSUD

Wakil Bupati Bulukumba, Tomy Satria Yulianto yang datang membesuk mengaku, jika pemerintah akan memberikan penyembuhan pada Komeng, karena
menurutnya ada program daerah dalam pengentasan gizi buruk.

Kedepannya dia berharap masyarakat lebih proaktif, menyampaikan dan melaporkan kejadian yang ada di sekitarnya. Agar tidak terulang lagi hal yang sama seperti yang menimpa Komeng.

“Ini jadi perhatian bersama, karena disaat pemerintah ingin mengentaskan busung lapar, ternyata masih ada yang ditemukan,” tutur Tomy dilansir pojoksatu.id.

Halaman :

Berita Lainnya

Index